Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pabrik pembuatan cincau hitam di Bandar Lampung. (IDN Times/Muhaimin)
Pabrik pembuatan cincau hitam di Bandar Lampung. (IDN Times/Muhaimin)

Intinya sih...

  • Cincau hitam tidak diminati pada Ramadan 2025, penjualan menurun drastis
  • Produksi cincau hitam turun dari 100 loyang menjadi kurang dari 50 loyang per hari
  • Persaingan ketat dengan produsen baru menjadi penyebab utama lesunya usaha cincau hitam
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN TimesCincau hitam merupakan makanan yang identik dengan es campur dan kolak tersebut kini sudah tidak terlalu ramai diburu pada Ramadan 2025

Hal tersebut disampaikan oleh Ernawati, seorang produsen cincau hitam yang ada di Way Halim Bandar Lampung. Namun, ramadan tahun ini, Ernawati tak menduga penjualan cincau hitam dilakoninya menurun drastis.

“Tahun lalu (2024) sebenarnya sudah sepi. Tapi tahun ini lebih sepi dibandingkan tahun lalu,” katanya, Senin (10/3/2025).

1. Lebih dari setengah

Cincau hitam yang diproduksi di Way Halim, Bandar Lampung. (IDN Times/Muhaimin)

Ernawati mengatakan, tahun lalu ia mampu memproduksi hingga 100 loyang cincau hitam per hari. Kini jumlahnya turun drastis belum mencapai 50 loyang.

"Biasanya kalau bulan Ramadan, produksi meningkat, tapi tahun ini sepi. Hanya di hari pertama saja agak ramai," ujarnya.

Tak hanya cincau hitam, produk lain seperti cendol dan jeli yang ia produksi juga tidak mengalami peningkatan permintaan.

"Kalau cendol, dulu bisa habis tiga karung, masing-masing 75 kilogram. Sekarang jauh berkurang, paling cuma satu karung," ujarnya.

2. Persaingan meningkat

Proses pembuatan cincau hitam di Way Halim, Bandar Lampung. (IDN Times/Muhaimin)

Menurut Ernawati, lesunya usaha cincau hitam ini disebabkan oleh semakin banyaknya produsen baru. “Banyak yang dulu kerja di sini sekarang bikin sendiri. Jadi persaingannya makin ketat,” ucapnya.

Ia menuturkan, dulu dirinya bisa mempekerjakan hingga tujuh atau delapan orang untuk membantu produksi. "Sekarang ini sisa dua aja yang kerja masih sama kita bertahan," tuturnya.

3. Harga masih stabil

Ernawati pemilik usaha cincau hitam. (IDN Times/Muhaimin)

Dari sisi harga jual menurut Ernawati tetap stabil. Satu loyang cincau hitam dijual Rp120 ribu, cendol aci Rp1.000 per porsi, dan jeli Rp7.000 per porsi.

Meski harga stabil ternyata tidak berbanding lurus dengan peningkatan penjualan. "Kondisinya beda sama tahun kemarin, dulu lebih ramai. Sekarang jauh terasa lebih sepi. Kita juga ini kan kebanyakan pesenan untuk dijual lagi," bebernya.

Editorial Team