Bandar Lampung, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis adanya kecenderungan penurunan pada data produksi padi di Indonesia dalam satu dekade terakhir. BPS merincikan pada 2012 volume produksi padi nasional mampu mencapai 69,05 juta ton gabah kering giling (GKG). Jumlah itu pun sempat meningkat pada 2017 dengan capaian produksi 81,07 juta ton GKG.
Namun mulai 2018 produksi padi anjlok menjadi 59,02 juta ton GKG, dan terus menurun pada 2019 menjadi 54,6 juta ton GKG. Pada 2020 produksinya naik tipis menjadi 54,64 juta GKG, dan turun lagi menjadi 54,41 juta ton GKG pada 2021. Hingga pada 2022 capaian produksi hanya mentok di 54,74 juta ton GKG.
Sementara itu, produksi padi di Provinsi Lampung selama dua tahun terakhir mengalami kenaikan. Meski kenaikannya cukup tipis yakni sebesar 1,51 persen atau 40,62 ribu ton saja. Produksi pada 2022 sekitar 2,69 juta ton GKG dan produksi di 2023 mencapai 2,73 juta ton GKG.
Sedangkan ketika dikonversikan menjadi beras siap konsumsi maka produksi beras pada 2023 diperkirakan sebesar 1,57 juta ton. Naik sekitar 23,35 ribu ton dari tahun sebelumnya. Tak hanya itu, luas panen padi pun mengalami kenaikan sebesar 2,8 persen atau 14,52 ribu hektar dari 518,26 ribu hektare di 2022 menjadi 532,77 ribu hektare di 2023.
Namun rupanya kenaikan jumlah produksi padi di Lampung ini tak dibarengi dengan regenerasi petaninya. Pun alih fungsi lahan sawah tak dipungkiri kian berkurang seiring berkembangnya zaman.
Seperti penuturan salah satu pengurus kelompok tani di Desa Rejo Asri Lampung Tengah, Zainal Arifin (28). Ia mengatakan, cukup miris jika melihat regenerasi petani khususnya di desa dengan mayoritas penduduk bermatapencaharian petani padi sawah tersebut.
“Boleh dibilang petani regenerasinya itu nyaris gak ada. Belum tentu satu tahun itu tumbuh satu petani. Di Rejo Asri itu kurang lebih ada 1.400 KK dan 90 persennya petani. Tapi yang usianya 30 tahun ke bawah itu gak lebih dari 15 persen saja,” katanya kepada IDN Times, Jumat (26/1/2024).
Ia mengatakan, generasi milenial dan Z di daerahnya lebih cenderung memilih ke gaya hidup urban sehingga mencari kerja ke kota karena dinilai lebih menjanjikan.