Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Petugas KPK membawa Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani selaku tersangka untuk dihadirkan dalam konferensi pers hasil kegiatan tangkap tangan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Minggu (21/8/2022). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Bandar Lampung, IDN Times - Rektor Universitas Lampung (Unila) nonaktif, Prof Karomani membeberkan kepada Tim Penyidik KPK RI sejumlah nama politisi, pengusaha, hingga mantan kepala daerah turut mengantensi atau menitipkan para calon mahasiswa baru, agar diluluskan dan diterima di Fakultas Kedokteran Unila.

Pengakuan tersebut disampaikan Penasehat Hukum Prof Karomani, Ahmad Handoko pasca sang rektor menjalani proses pemeriksaan perdana sebagai tersangka dugaan kasus suap penerimaan mahasiswa baru (PMB) jalur mandiri 2022 di Gedung Merah Putih, Jakarta, Jumat (9/9/2022).

"Pihak-pihak mengantensi atau menitipkan calon mahasiswa baru supaya lulus ada politisi, pengusaha, mantan kepala daerah dan lain-lain. Apakah pasti memberikan uang? Jawabannya ada dimateri penyidikan, karena semua yang menitipkan itu ada pihak memberikan uang dan tidak setelah dinyatakan lulus," ujarnya saat dikonfirmasi IDN Times, Sabtu (10/9/2022).

1. Pemeriksaan berlangsung 6 jam setengah dan dicecar 25 pertanyaan

Kuasa Hukum Pemohon, Ahmad Handoko. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Handoko melanjutkan, gambaran menyeluruh keterlibatan pihak-pihak telah disampaikan di hadapan tim penyidik biar mendapat pembuktian legal dalam fakta persidangan. Namun yang jelas, sang klien mengakui peran pihak-pihak lain telah mengantensi penerimaan calon mahasiswa baru tersebut.

Dalam proses pemeriksaan itu, Prof Karomani dimintai keterangan sebagai tersangka selama 6 jam setengah atau tepatnya sejak pukul 10.00-16.30 WIB. Ia juga menjawab kurang lebih sebanyak 25 pertanyaan.

"Iya tentu, pertanyaannya seputar keterlibatan peran dalam dugaan kasus suap PMB Unila pada jalur mandiri," imbuh Handoko.

2. Uang dugaan suap diperuntukkan pembangunan Gedung Lampung Nahdiyin Center

Editorial Team

Tonton lebih seru di