Dok. Humas RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara
Setelah menjalani perawatan sekitar dua hari di rumah sakit tersebut, tak menujukkan perbaikan, Daryono langsung dirujuk ke RS Urip Sumaharjo Bandar Lampung. “Waktu kita cek di Advent itu trombositnya 10.000 dan HB mulai turun 10,7," jelas dr Hendro.
"Trombosit segitu sebenarnya masih bisa dibilang aman tapi harus tetap dalam pemantauan. Tapi karena tidak ada perbaikan dan malah terjadi pendarahan akhirnya kita masukan ICU tapi tetap gak ada perubahan jadi dari tim dokter Advent langsung dirujuk ke RS Urip,” jelas Hendro.
Lebih lanjut disampaikannya, selama dua minggu menjalani perawatan di RS Urip, tak ada perubahan yang signifikan. Terkadang kondisi membaik namun kembali menurun. Saat itu, almarhum sudah menggunakan alat bantu pernapasan di ruang ICU RS Urip.
Selain itu yang membuat tim medis semakin kesulitan, tidak ditemukannya sumber pendarahan. Bahkan sudah dilakukan cuci darah tetap tidak terdeteksi.
“Apa memang ada luka atau pun goresan di bagian saluran pencernaan usus atau di lambungnya dan itu tidak ditemukan saat itu. Selama di Lampung kita sudah menghabiskan 70 kantong darah. Karena perhari itu habis 17 sampai 19 kantong,” terangnya dr Hendro.