Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Wahdi Calon Wali Kota Metro (Instagram/wahdispog)

Intinya sih...

  • Wahadi-Qomaru diusung PDIP sebagai partai pengusung dalam Pilkada Kota Metro November mendatang.
  • Wahadi berfokus pada pengembangan kota dengan prioritas kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur untuk perubahan positif bagi masyarakat.
  • Wahadi memiliki total harta kekayaan sebesar Rp26.441.592.456 dan program unggulan yang mengalami perubahan signifikan setelah terpilih menjadi wali kota.

Metro, IDN Times - Petahana Wali Kota Metro, Wahdi Siradjuddin, akan kembali mencalonkan diri sebagai Wali Kota dalam Pilkada Kota Metro November mendatang. Pada pemilihan sebelumnya, Wahdi dan pasangannya, Qomaru Zaman, maju sebagai calon independen.

Namun, kali ini,  ia akan maju dengan dukungan PDI Perjuangan sebagai partai pengusung. Memiliki visi berfokus pada pengembangan kota, Wahdi menekankan beberapa bidang prioritas, seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur, diharapkan dapat membawa perubahan positif secara berkelanjutan bagi masyarakat Metro.

Sebagai calon Wali Kota Metro, Wahdi juga mempersembahkan sejumlah program kerja bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga dan memperkuat sektor-sektor strategis di kota tersebut. Dalam kompetisi politik kali ini, ia berharap dapat memperoleh dukungan kembali untuk menjalankan dan melanjutkan program-program telah dilaksanakan selama ini.

Berikut IDN Times rangkum profil, rekam jejak, dan LHKPN Wahdi sebagai calon petahana Kota Metro pada Pilkada 2024. 

1. Profil dan riwayat pendidikan

Wahdi Siradjuddin, Calon Wali Kota Metro (Instagram/wahdispog)

Wahdi Siradjuddin, pria kelahiran Kota Metro 29 Juni 1967, telah menempuh perjalanan pendidikan dari satu kota ke kota lainnya. Ia memulai pendidikan dasarnya di SDN 22 Teluk Betung, Bandar Lampung dan diselesaikannya pada tahun 1979.

Setelah itu, Wahdi melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan lulus pada tahun 1982. Kecintaannya pada dunia pendidikan membawanya untuk melanjutkan ke SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta,  ia berhasil menamatkan pendidikan menengah atas pada tahun 1985.

Tidak berhenti di situ, Wahdi kemudian melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Ia meraih gelar sarjana pada 1989.

Tekad kuat untuk terus belajar dan meningkatkan kapasitasnya, ia kembali melanjutkan studinya di Universitas Diponegoro, salah satu universitas ternama di Indonesia, dan berhasil menyelesaikan pendidikan pada 2002. Perjalanan akademis ini menjadi fondasi penting dalam kehidupannya, nantinya turut berperan dalam kariernya di dunia kesehatan dan pelayanan publik.

2. Jenjang karier di dunia kesehatan

Wahdi Siradjuddin (Instagram/wahdispog)

Wahdi memulai kariernya sebagai dokter spesialis kandungan di kota Metro. Sebelum menjabat sebagai Wali Kota Metro, Wahdi memiliki rekam jejak mengesankan di dunia medis dan pendidikan.

Ia bekerja sebagai Dokter Pendidik Klinik Obstetri Ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila) dan menjabat sebagai Pelatih Nasional (Advance Trainer) dalam program JNPK-KR.

Selain itu, ia juga merupakan Surveior Nasional KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit). Dalam kapasitasnya yang lain, Wahdi menjabat sebagai Ketua P2KP-KR Kota Metro, Ketua TIM KORDIK RS A Yani Metro, Ketua TIM Visitasi RS Pendidikan, dan Ketua KEPK (Komite Etik Penelitian Kesehatan) RS A Yani. 

3. Laporan e-LHKPN

Ilustrasi LHKPN. (Google).

Berdasarkan data laman e-LHKPN KPK terlapor 31 Desember 2023, Wahdi memiliki total harta kekayaan sebesar Rp26.441.592.456 terdiri dari berbagai jenis aset. Dalam kategori tanah dan bangunan, total nilai harta mencapai Rp 21.834.573.735.

Rincian harta tersebut mencakup:

  • Tanah seluas 1.660 m² di Kota Metro senilai Rp1.103.238.150, serta tanah dan bangunan seluas 1.425 m²/425 m² juga terletak di Kota Metro dengan nilai Rp265.827.859.
  • Tanah dan bangunan seluas 230 m²/100 m² di Kota Metro dengan nilai sama, Rp265.827.859.
  • Tanah seluas 669 m² di Lampung Timur senilai Rp101.708.05
  • Beberapa tanah di Kota Metro dengan ukuran dan nilai berbeda, seperti 224 m² seharga Rp114.421.557, 1.235 m² seharga Rp1.297.618.210, 275 m²  dengan harga Rp260.048.993, serta 1.760 m²/750 m² seharga Rp462.309.320.
  • Di wilayah Bandung Barat, memiliki tanah seluas 1.236 m² senilai Rp3.147.664.840, dan beberapa tanah lain seperti 356 m² seharga Rp561.075.402, 1.270 m² seharga Rp1.482.016.580, 605 m² Rp579.462.705, 202 m² dengan harga Rp318.363.009, dan 855 m² dengan harga Rp788.027.250.
  • Di Bandung Barat, tanah seluas 1.910 m² seharga Rp4.864.109.900, 800 m² seharga Rp2.037.323.520, dan 910 m² seharga Rp2.317.455.500.

Dalam kategori alat transportasi dan mesin, total nilai aset mencapai Rp490.000.000 terdiri dari:

  • Mobil Nissan X-Trail 2.0 A/T tahun 2014 senilai Rp175.000.000,
  • Toyota Alphard 2.4 2WD A/T tahun 2007 senilai Rp170.000.000
  • Toyota Alphard V3.0 4WD A/T tahun 2004 senilai Rp145.000.000.

Selain itu, Wahdi memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp212.000.000 dan kas serta setara kas mencapai Rp2.891.318.721. Harta lainnya juga tercatat senilai Rp1.013.700.000. Dengan total harta kekayaan tercantum, Wahdi tidak memiliki utang yang dilaporkan, menjadikan total kekayaan bersihnya tetap sebesar Rp26.441.592.456.

4. Program Wahdi berubah saat terpilih menjadi Wali Kota Metro di Pilkada sebelumnya

Wahdi Siradjuddin (Instagram/wahdispog)

Program-program unggulan Wahdi-Qomaru mengalami sejumlah perubahan signifikan ketika mereka telah terpilih menjadi wali kota. Hal ini diketahui berdasarkan flyer terbitan Diskominfo Kota Metro berisi 9 program unggulan Wali Kota Metro.

Beberapa program sebelumnya dikenal oleh masyarakat kini disesuaikan dan diganti dengan fokus lebih spesifik, terutama untuk meningkatkan layanan publik dan kesejahteraan masyarakat Kota Metro.

Salah satu perubahan adalah program gratis iuran BPJS kelas 3 sebelumnya dicanangkan, kemudian berubah menjadi peningkatan layanan masyarakat melalui kartu Metro Ceria, sebuah kartu multifungsi memberikan berbagai manfaat. Sementara itu, program siaga kesehatan warga (Call center 159) dan layanan mobil ambulance atau jenazah gratis pun kemudian digantikan dengan peningkatan insentif bagi pegiat keagamaan, pendidikan, kesehatan, dan para pamong.

Kartu sembako murah sebelumnya disediakan, kemudian berubah menjadi Pembebasan iuran BPJS kelas III dengan pelayanan berkualitas. Selain itu, bantuan sarana produksi pertanian (Saprotan) dan alat mesin pertanian (Alsintan) dulu diperuntukkan bagi petani, kemudian digantikan oleh program lebih ambisius, yakni merealisasikan rumah sakit pendidikan utama Fakultas Kedokteran.

Dalam hal layanan pendidikan, pembebasan iuran komite sekolah pun telah diganti dengan layanan masyarakat terpadu dan cepat melalui Mall Pelayanan Publik Satu Atap atau dikenal dengan Mall Melesat. Pemberian beasiswa bagi pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen serta tunjangan kinerja guru diubah fokusnya menjadi peningkatan sarana dan prasarana jalan, lampu penerangan jalan, dan integrasi teknologi IoT (Internet of Things).

Sementara itu, program Rembuk Warga atau Nemui Nyimah, sebelumnya menjadi wadah interaksi antar warga dan penyelenggaraan event budaya, kini berubah menjadi revitalisasi fasilitas olahraga dan budaya. Peningkatan tunjangan bagi para pamong, linmas, dan kader kesehatan kini dialihkan menjadi bantuan sarana produksi pertanian (Saprotan) dan Alsintan untuk petani.

Fokus utama pada infrastruktur juga berubah dengan program baru yaitu membangun Creative-Hub, pusat produksi dan pemasaran berbasis e-commerce di lima kecamatan dan 22 kelurahan. Namun, ada beberapa program kampanye Wahdi yang hilang dalam flyer terbaru setelah terpilih menjadi Wali Kota Metro.

Di antaranya adalah program Siaga kesehatan warga (Call center 159), mobil ambulans atau jenazah gratis, pembebasan iuran komite sekolah, serta pemberian beasiswa dan tunjangan kinerja bagi pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen. Program bebas banjir sebelumnya berada di poin ke-9 dalam janji kampanye Wahdi pun juga tidak lagi tercantum seusai ia terpilih menjadi Wali Kota Metro.

5. Banyak diktritik soal infrastruktur Kota Metro

Wahdi Siradjuddin (Instagram/wahdispog)

Selama menjabat, Wahdi banyak mendapat kritik dari masyarakat Kota Metro melalui akun media sosial pribadinya terkait perbaikan infrastruktur jalan yang sangat lambat. Namun Wahdi mengklaim selama kepemimpinannya, total pembangunan infrastruktur rata-rata sudah terealisasikan 70 persen, bahkan mendekati 80 persen.

Menurutnya, pembangunan yang sudah terealisasi 100 persen adalah pembangunan di Jl.kaca Piring yang ada di Kelurahan Ganjar Agung, Kecamatan Metro Barat. Kalau Jl. Sutomo mencapai 90 persen, Jl. Hasanudin 90 persen, yang paling rendah Jl. Sultan Sahrir.

Wahdi juga membeberkan tematik utama 2023 adalah infrastruktur jalan kota, jalan lingkungan, jalan usaha tani dan sistem drainase. Sementara di pada 2024 ini, menjanjikan akan memperbaiki 96 titik jalan rusak di Kota Metro sebelum masa jabatannya berakhir. Itu sudah dimulai sejak Agustus lalu yakni di Jalan Sultan Sahrir, Imam Bonjol dan Jalan WR  Supratman. 

Editorial Team