Bandar Lampung, IDN Times - Presiden RI Prabowo Subianto dalam pidato perdananya pascadilantik menyinggung masih merajalelanya praktik korupsi terjadi di Indonesia. Dalam pidatonya, Prabowo menilai bangsa Indonesia tak cukup baik mengatur kekayaan negara. Alhasil, banyak terjadi praktik kotor korupsi, kolusi, nepotisme para pejabat politik hingga pejabat pemerintah melibatkan pengusaha-pengusaha "nakal".
"Ada tantangan dan kesulitan yang terjadi karena kita kurang waspada, karena kadang-kadang kita tidak handal dan piawai dalam mengurus kekayaan kita sendiri.
Marilah kita berani mawas diri, menatap wajah sendiri, dan mari berani memperbaiki diri sendiri, mari berani mengoreksi diri kita sendiri. Kita harus menghadapi kenyataan bahwa masih terlalu banyak kebocoran penyelewengan, korupsi di negara kita. Ini adalah yang membahayakan masa depan kita dan masa depan anak-anak kita, dan cucu-cucu kita.
Kita harus berani mengakui terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita, penyimpangan-penyimpangan kolusi di antara para pejabat politik, pejabat pemerintah di semua tingkatan dengan pengusaha-pengusaha yang nakal, pengusaha-pengusaha yang tidak patriotik, jangan takut melihat realita ini," penggalangan pidato Presiden Prabowo.
Merujuk pidato seputar korupsi tersebut, Akademisi Lampung mengutarakan pendapatnya. Berikut IDN Times ulas.