Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Hotel Mirah Banyuwangi (unsplash.com/Jordan Gonzales)
ilustrasi Hotel Mirah Banyuwangi (unsplash.com/Jordan Gonzales)

Intinya sih...

  • Libur sekolah belum menjadi magnet besar bagi sektor perhotelan

  • PHRI mendorong adanya sinergi antara pemerintah daerah dan pelaku industri dalam menyusun kalender event tahunan

  • Pernyataan PHRI berbeda dengan klaim Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung yang menyebut adanya lonjakan wisatawan

Bandar Lampung, IDN Times – Musim libur sekolah pertengahan tahun ternyata membawa lonjakan jumlah wisatawan di berbagai destinasi. Tapi menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Lampung menilai dampaknya terhadap tingkat hunian hotel di Bandar Lampung masih minim.

Sekretaris PHRI Lampung, Friandi Indrawan, menyebutkan selama periode libur sekolah kali ini, okupansi hotel hanya mengalami kenaikan tipis sekitar 3 persen dibanding hari biasa.

“Ada peningkatan, tapi tidak signifikan. Karena walaupun anak-anak libur, sebagian besar orang tua tetap bekerja. Jadi belum jadi momen liburan keluarga secara penuh,” ujarnya, Rabu (2/7/2025).

1. Belum jadi magnet

ilustrasi magnet (pixabay.com/pithonius)

Friandi menyatakan, kondisi ini menunjukkan libur sekolah belum menjadi magnet besar bagi sektor perhotelan, kecuali jika dibarengi dengan momen akhir pekan panjang (long weekend) atau event besar berskala massal.

“Event seperti konser, festival budaya, atau kegiatan olahraga nasional lebih berdampak langsung ke okupansi. Kalau hanya libur sekolah biasa, belum terlalu terasa,” tambahnya.

2. Strategi kolaboratif

ilustrasi strategi pemasaran (freepik.com/pikisuperstar)

PHRI mendorong adanya sinergi lebih erat antara pemerintah daerah dan pelaku industri menyusun kalender event tahunan yang bisa menarik kunjungan wisatawan dari luar daerah.

“Kami butuh agenda yang terstruktur. Kalau pariwisata ingin jadi motor ekonomi, maka setiap momen libur harus dikemas lebih menarik, dengan aktivitas pendukung yang bisa menggerakkan industri lainnya, termasuk perhotelan,” jelasnya.

Ia juga berharap, pemkot mulai menggagas program promosi terpadu yang tak hanya fokus pada destinasi, tetapi juga mengangkat potensi hotel, restoran, hingga UMKM sebagai bagian dari ekosistem wisata.

“Karena wisata itu bukan cuma soal tempat, tapi soal pengalaman menyeluruh. Nah, hotel dan kuliner adalah bagian penting di dalamnya,” jelasnya.

3. Pemkot sebut wisatawan melonjak

Suasana di Taman Wisata Lembah Hijau Bandar Lampung saat liburan. (IDN Times/Muhaimin)

Pernyataan PHRI ini berbeda dengan klaim Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung yang menyebut libur sekolah dimanfaatkan sebagai momentum strategis untuk menguji kesiapan destinasi wisata lokal.

Kepala Dinas Pariwisata Adiansyah bahkan menyatakan, adanya lonjakan wisatawan hingga 20 persen dan peningkatan hunian hotel sampai 30 persen.

Namun menurut Friandi, data di lapangan tidak sepenuhnya sejalan. Sebagian besar hotel, terutama di pusat kota, tidak mencatat peningkatan yang drastis selama masa libur ini.

“Mungkin dampaknya lebih terasa di hotel-hotel dekat objek wisata alam atau pantai, tapi secara umum belum signifikan,” tukasnya.

Editorial Team