Percepat Pembangunan Rumah MBR, Pemkot Bebaskan Biaya PBG dan BPHTB

Intinya sih...
Pengembang diberi ruang: Pemkot tidak menentukan titik pembangunan secara langsung, memberi keleluasaan bagi pengembang dan mempercepat proses pembangunan.
Pemkot ingin jadi Kota ramah pengembang: Insentif sebagai sinyal kuat kalau Bandar Lampung siap menjadi kota yang ramah bagi pengembang, menciptakan iklim kondusif bagi investasi di sektor perumahan MBR.
Makin banyak pihak swasta partisipasi: Dengan pendekatan ini, Pemkot berharap semakin banyak pihak swasta yang ikut berpartisipasi aktif membangun rumah murah untuk masyarakat.
Bandar Lampung, IDN Times – Demi mempercepat pembangunan rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung menyiapkan berbagai insentif menarik bagi para pengembang.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Bandar Lampung, Yusnadi mengatakan salah satu caranya membebaskan biaya Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Kebijakan ini merupakan bentuk dukungan Pemkot terhadap program strategis nasional pembangunan tiga juta rumah yang dicanangkan pemerintah pusat.
“Untuk program rumah MBR, biaya PBG dan BPHTB kami gratiskan. Ini bagian dari komitmen kami agar pengembang semakin tertarik membangun di Bandar Lampung,” katanya, Senin (30/6/2025).
1. Pengembang diberi ruang
Yusnadi menjelaskan, dalam skema pembangunan rumah MBR, Pemkot tidak menentukan titik pembangunan secara langsung. Penentuan lokasi diserahkan kepada pengembang, lalu diajukan ke Disperkim untuk difasilitasi secara administratif.
“Tiga lokasi sudah diajukan, dua di Labuan Ratu dan satu di Sukarame. Total ada 349 unit rumah tipe 36 yang direncanakan,” ujarnya.
Menurutnya, strategi ini bertujuan untuk memberi keleluasaan bagi pengembang sekaligus mempercepat proses pembangunan.
2. Pemkot ingin jadi kota ramah pengembang
Insentif ini tidak sekadar bantuan teknis, tapi juga sinyal kuat kalau Bandar Lampung siap menjadi kota yang ramah bagi pengembang, khususnya dalam pembangunan hunian terjangkau.
“Banyak pengembang yang akhirnya tertarik karena kita berikan kemudahan perizinan dan keringanan biaya. Kita ingin menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi di sektor perumahan MBR,” jelas Yusnadi.
3. Makin banyak pihak swasta partisipasi
Dengan pendekatan ini, Pemkot berharap semakin banyak pihak swasta yang ikut berpartisipasi aktif.
"Kita harap dapat membangun rumah murah untuk masyarakat, sekaligus membantu mengatasi backlog perumahan di kota ini," tuturnya.