Pengakuan Pembunuh Sopir Taksi Online di Lamsel, Spontan Tersinggung

Intinya sih...
Ujang mengaku tidak kenal dekat dengan korban, tetapi merasa tersinggung oleh ejekan terhadap kondisi fisiknya saat keduanya di perjalanan.
Tindakan pembunuhan dilakukan semata-mata karena emosi, bukan atas perintah orang lain atau pengaruh minuman beralkohol. Mobil korban dibawa lari karena kebingungan untuk menghilangkan jejak tindak pidana.
Ujang menyampaikan rasa penyesalan mendalam atas perbuatannya yang keji dan mengaku tidak mengetahui jika darah keluar dari tubuh korban.
Lampung Selatan, IDN Times - Ujang Syafrudin (60), tersangka pembunuhan dan pencurian terhadap sopir taksi online di Kabupaten Lampung mengaku menyesali perbuatannya. Ia berdalih spontan menghabisi nyawa korbannya karena kesal dan sakit hati.
Korban Arika Arwin (40) warga Tanjung Raja Kabupaten Lampung Utara. Jasadnya sempat dibuang oleh tersangka dan ditemukan warga di area perkebunan tak jauh dari jembatan Jalan Terusan Ryacudu, Desa Gedung Agung, Jati Agung, Lampung Selatan.
"Ya, saya spontan aja karena ketersinggungan, dia (korban Arika Arwin) mengatakan 'kaya masih gagah saja padahal sudah tua'," ucapnya dimintai keterangan awak media, Sabtu (5/7/2025).
1. Ngaku tidak kenal dekat dengan korban
Ujang melanjutkan, perkataan korban tersebut dilontarkan sekali saat keduanya sama-sama di tengah perjalanan. Meski demikian itu dianggapnya sebagai ejekan terhadap kondisi fisiknya yang telah memasuki usia lanjut.
Lebih lanjut, ia mengaku tidak mengenal dekat dengan korban. Namun dirinya memang sudah pernah memakai jasa Arika Arwin sebagai sopir travel atau taksi online.
"Sekali saja (ucapan dianggap bahan ejekan). Ya itu tadi, saya spontan saja karena merasa tersinggung," imbuhnya seraya menunduk dari sorotan kamera awak media.
2. Perbuatan semata-mata karena emosi
Ujang melanjutkan, peristiwa berlangsung spontan tersebut diakui semata-mata lantaran emosi terhadap korban, sehingga aksi pembunuhan itu dilakukannya seorang diri bukan atas dasar perintah orang lain dan tidak di bawah pengaruh minuman beralkohol.
"Saya nggak peminum, itu saya jerat pakai tali tambang seperti untuk jemuran yang dapatnya dari dalam mobil itu," katanya.
Ihwal mobil korban sempat dibawa lari dan ditinggalkan di lokasi perumahan wilayah Kedamaian, Kota Bandar Lampung, itu disebut lantaran kebingungan untuk menghilangkan jejak tindak pidana tersebut. "Bingung mau taruh di mana mobilnya, saya cari-cari lokasi muter-muter, sampai akhirnya di situ," lanjut dia.
3. Sesali perbuatan kejinya
Merujuk dari tindakan kejinya tersebut, Ujang menyampaikan rasa penyesalan mendalam telah menghilangkan nyawa hingga membuang jasad korban.
"Ya, saya menyesal betul, kalau darah itu (keluar dari tubuh korban), saya tidak tahu," imbuh pria lansia tersebut.