Pemkot Bandar Lampung Catat Rekor MURI Sekubal Terbesar di Dunia
- Pemkot Bandar Lampung meraih rekor MURI dengan sekubal terbesar, menunjukkan gotong royong seluruh warga kota dalam mempromosikan budaya Lampung.
- Pemerintah Kota ingin memperkenalkan budaya Lampung di level nasional dan internasional melalui perayaan HUT dan berbagai ikon budayanya.
- Masyarakat menyambut antusias pencapaian tersebut, berharap ada lebih banyak lagi rekor yang bisa diraih lewat budaya dan kuliner khas Lampung.
Bandar Lampung, IDN Times – Pemerintah Kota Bandar Lampung mencetak sejarah manis di perayaan HUT ke-2025 dengan meraih Rekor Dunia dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) untuk sekubal terbesar yang pernah dibuat. Hidangan tradisional khas Lampung itu sukses ditampilkan dalam bentuk rangkaian terumba (sekubal) sepanjang 25 meter dengan diameter 25 sentimeter dan langsung diakui sebagai rekor dunia, Minggu (27/7/2025).
Rekor ini tercatat dengan nomor 12294/R/MURI/7/2020 dan menjadi kebanggaan baru bagi masyarakat Lampung dalam mempromosikan kuliner tradisional ke kancah internasional.
"Kami persembahkan dengan penuh hormat kepada Wali Kota Bandar Lampung. Rekor ini resmi kami catat sebagai pajangan rangkaian sekubal (terumba) terbesar di dunia," kata Yusuf Ngadri, Direktur Operasional MURI dalam penyerahan piagam.
1. Cerminan kebersamaan warga
Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana menyebut, pencapaian ini bukan hanya soal rekor tetapi simbol dari gotong royong seluruh warga kota.
"Ini hadiah dari masyarakat. Dari ASN-nya, pamongnya, tokoh masyarakat, sampai anak-anak yang luar biasa. Semua bersatu untuk mengangkat budaya Lampung," ujarnya.
Sekubal sendiri merupakan makanan khas Lampung yang terbuat dari ketan dan santan, dibungkus daun pisang dan dikukus. Dalam versi rekor ini, sekubal dirangkai menyerupai terumba yang memanjang seperti ular, menjadikannya sajian unik yang belum pernah ada sebelumnya.
2. Promosi tradisi
Dalam perayaan HUT tersebut, Pemerintah Kota juga menampilkan ikon budaya lainnya, diharapkan bisa jadi representasi Lampung di level nasional dan internasional.
"Kami ingin budaya Lampung dikenal lebih luas. Bukan hanya sekubal dan siger, tapi juga tarian, musik, sampai kulinernya," ucapnya.
3. Dukungan masyarakat
Dalam acara tersebut, terlihat masyarakat pun menyambut antusias pencapaian ini. Ia berharap akan ada lebih banyak lagi rekor yang bisa diraih lewat budaya dan kuliner khas Lampung.
"Walaupun kita kota besar, kita tetap bangga dengan warisan daerah. Dari sekubal, nanti bisa ke tapis, siger, bahkan tarian khas kita," tutur Eva.
Pencapaian ini jadi bukti bahwa melestarikan budaya lokal bukan hanya soal nostalgia, tapi juga bisa mendunia jika dikelola dengan kolaboratif dan kreatif.
