Orang tua pelaku bertanggung jawab penuh terhadap pemulihan korban, termasuk mengobati korban sampai sembuh dan meminta maaf secara langsung.
Pelaku pemukulan dilarang masuk sekolah selama 5 hari dan diminta belajar di rumah dengan pendampingan orang tua serta tugas dari guru.
Keputusan sanksi disiplin diambil dengan pertimbangan kondisi korban yang masih dalam masa pemulihan agar pelaku mendapat pembinaan dari orang tuanya.
Way Kanan, IDN Times – Dinas Pendidikan Provinsi Lampung menyebut sudah melakukan mediasi terkait kasus pemukulan siswa di SMAN 1 Baradatu, Way Kanan.
"Mediasi tersebut dilakukan antara pihak sekolah, orang tua dan kedua siswa yang terlibat perkelahian," kata Kepala Dinas Pendidikan Lampung, Thomas Amirico, Kamis (21/8/2025).
Thomas menjelaskan, pihak sekolah telah mempertemukan kedua belah pihak, baik korban maupun pelaku, bersama orang tua. Dari hasil mediasi, orang tua pelaku menyatakan akan bertanggung jawab penuh terhadap pemulihan korban.
“Orang tua pelaku sudah sepakat untuk mengobati korban sampai sembuh, bahkan mereka segera akan ke rumah korban untuk meminta maaf secara langsung,” ujarnya.
Thomas menyampaikan, sebagai bentuk sanksi disiplin, siswa yang terlibat pemukulan untuk sementara tidak diperbolehkan masuk sekolah.
Mereka diminta menjalani pembelajaran di rumah selama lima hari dengan pendampingan orang tua.
“Materi dan tugas akan dikirimkan guru ke rumah. Orang tua juga sudah menyatakan bersedia mendampingi anak-anaknya selama menjalani sanksi ini,” jelasnya.
Menurut Thomas, keputusan ini diambil dengan pertimbangan kondisi korban yang masih dalam masa pemulihan sehingga belum bisa kembali ke sekolah.
“Kalau pelaku tetap sekolah sementara korban masih pemulihan, tentu tidak baik dilihat. Jadi pembelajaran di rumah ini juga sebagai bentuk penghormatan kepada korban sekaligus hukuman disiplin agar pelaku mendapat pembinaan dari orang tuanya,” tuturnya.