ilustrasi diam (unsplash.com/Kristina Flour)
Menengok sederet peristiwa dialami band Sukatani, Awan menilai, dugaan aksi represi tersebut tak ubahnya sebagai upaya pembungkaman aparat negara atas kritik disampaikan masyarakat melalui sebuah karya-karya seni.
"Kejadian semacam ini bukan hanya pada musik, jauh sebelumnya kita tahu ada karya buku, lukisan, bahkan diskusi yang juga diwarnai upaya penekanan. Jadi hal ini sejak dulu sampai sekarang selalu berulang," katanya.
Oleh karenanya sebagai sesama pegiat musik, ia amat menyayangkan kejadian semacam ini, karena semestinya kritik bukan dimaknai sebagai masukan tapi malah direspons dengan tindakan-tindakan represi aparat.
Di Lampung, Awan mengatakan, belum pernah merasakan atau mendengar kejadian serupa pernah dialami rekan-rekan musisi lokal. Kendati demikian, ia berharap kejadian ini tak mengecilkan suara dalam berkarya, sekalipun bernarasikan kritik terhadap pemerintahan.
"Tetaplah berkarya sesuai dengan keresahan dan gaya menulis masing-masing. Kami juga meminta pemerintah untuk lebih bijak dalam menangkap suatu karya seni yang memang banyak bentuk dan warnanya tersendiri," tambah dia.