Nairobi, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung juga memberikan pandangannya dalam dialog ini. Ia memaparkan, di dalam Pancasila sudah terdapat kata kunci digagas para pemimpin terdahulu agar Indonesia jaya di masa depan. Kata itu adalah, Indonesia, adil serta berkeadilan.
“Tapi sayangnya clue itu tidak dimanfaatkan. Jadi mereka menginginkan Indonesia yang adil, Indonesia yang berkeadilan. Itu dulu yang ditegakkan baru ke ekonomi. Kita selalu berbicara kejar ekonomi dulu tapi membangun Indonesia yang adil dan berkeadilan ini sering kita lupakan,” jelasnya.
Terkait bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia pada 2030 mendatang, Nairobi mengharapkan adanya pemberdayaan maksimal terhadap para pemuda produktif di masa itu. Karena jika tidak diberdayakan secara maksimal, orang-orang produktif tersebut justru akan menjadi beban negara karena tidak mampu menghasilkan produksi.
Sehingga yang harus dipersiapkan pada masa mendatang adalah mengikuti perkembangan digital yang saat ini sudah terlihat bibitnya. “Saat ini sudah berkembang digital, robotik, kalau kita gabungkan secara cepat 10 tahun lagi akan menghadapi era udara, jadi kita berpikir jauh visi ke depan kebijakan yang mengarahkan agar kita menang dalam kompetisi udara,” paparnya.