Salah satu warga di kali belau sedang mencuci ikan yang akan di masak (IDN Times/Silviana)
Pantauan IDN Times, pembuat tempe yang berada di bantaran Kali Belau di Bandar Lampung kerap mencuci kedelai di sungai yang sudah keruh dan bercampur dengan sampah. Menurut Adi, salah satu pekerja pembuat tempe, kondisi sungai itu saat ini dengan dahulu sudah sangat jauh berbeda.
"Semenjak banyak manusianya ini lah jadi sampahnya nambah. Ya semenjak ada pam ada air minum, terus orangnya makin banyak juga jadi menyusut airnya. Dulu sungainya lebar nggak sempit kaya gini," ujarnya.
Tak hanya untuk mencuci kedelai, Kali Belau juga digunakan sebagai tempat mandi, mencuci pakaian, hingga mencuci ikan yang akan di masak. Menurut Iis salah satu warga yang tinggal di bantaran Kali Belau, untuk keperluan mandi dia harus membeli air pam seharga Rp6 ribu per satu pasang drigen.
"Sehari belinya empat jeriken, buat mandi aja ngirit-ngirit. Ya gimana lagi orang beli semua," jelasnya.