Oktober-November 2024, Lampung Potensi Bencana Hidrometeorologi

- BMKG memprediksi peningkatan curah hujan Oktober-November 2024
- La Nina berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi di Indonesia
- Banjir dominan di Lampung, Bandar Lampung catatkan jumlah tertinggi bencana
Lampung Selatan, IDN Times - Badan Meteorologi Kelas I Radin Intan II Lampung memprediksi curah hujan akan semakin meningkat sepanjang Oktober-November 2024. Kondisi cuaca ini berpotensi menghadirkan bencana hidrometeorologi di daerah-daerah rawan.
Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Radin Inten II, Rudi Harianto mengatakan, kondisi cuaca ini akibat terbentuknya La Nina akan berdampak pada peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Sebab, La Nina cenderung menyebabkan penguatan angin pasat timur yang membawa uap air lebih banyak dari Samudra Pasifik ke Indonesia.
"Fenomena kemunculan La Nina ini meningkatkan peluang hujan, termasuk wilayah Lampung sebesar 10-20 persen atau La Nina lemah. Ini dapat mengakibatkan musim hujan yang lebih basah dari normalnya, dengan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di daerah- daerah rawan termasuk wilayah Lampung," ujarnya dikonfirmasi, Sabtu (12/10/2024).
1. Banjir jadi becana paling sering

Berdasarkan data bencana di Provinsi Lampung pada Oktober-November sepanjang 2003-2023, Rudi menjelaskan, banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi dan paling merusak, dengan dampak besar pada rumah terendam dan jumlah pengungsi.
Termasuk bencana tanah longsor dan cuaca ekstrem juga terjadi, tetapi dengan dampak yang lebih kecil. Kebakaran hutan dan lahan jarang terjadi pada periode tersebut, dikarenakan memasuki musim hujan.
"Secara keseluruhan, bencana hidrometeorologi, terutama banjir begitu mendominasi pada periode bulan Oktober-November," terangnya.
2. Kota Bandar Lampung alami kerusakan paling besar

Lebih lanjut Rudi menyampaikan, pendataan statistik bencana, korban, dan kerusakan di Provinsi Lampung dari 2003-2024, Kota Bandar Lampung mencatatkan jumlah tertinggi dalam berbagai kategori seperti jumlah bencana, kerusakan fasilitas umum, pendidikan, dan kesehatan.
Kemudian Lampung Selatan dan Tanggamus juga mengalami dampak signifikan, terutama dalam jumlah korban dan kerusakan rumah. Wilayah seperti Tulang Bawang dan Way Kanan memiliki angka lebih rendah, sedangkan Kota Metro, Pesawaran, dan Mesuji menunjukkan dampak yang lebih moderat.
"Secara keseluruhan, wilayah dengan populasi besar mencatat dampak yang lebih besar terhadap frekuensi kejadian bencana dan juga kerusakan yang ditimbulkan," katanya.
3. Imbau masyarakat waspada

Seiring potensi kehadiran bencana hidrometeorologi ini, Rudi mengimbau masyarakat waspada dan berhati-hati serta selalu memperbarui informasi bencana melalui website, aplikasi, hingga akun-akun media sosial resmi BMKG Lampung.
Sedangkan bagi warga tinggal di wilayah rawan bencana, agar lebih memperhatikan kondisi sekitar rumah dan lingkungan, serta memastikan tidak ada saluran yang tersumbat.
"Kami mendorong pemerintah setempat untuk melalukan perbaikan infrastruktur seperti pendalaman dan pelebaran sungai, untuk mencegah terjadi luapan air sungai saat hujan lebat," ucapnya.