Musim Hujan, Masyarakat Lampung Diimbau Waspada Penyakit DBD

- Total kasus DBD di Provinsi Lampung sepanjang 2024 mencapai 9.096 kasus, dengan angka tertinggi di Lampung Utara dan Lampung Timur.
- Kasus DBD menurun signifikan setelah bulan Agustus, tetapi masih mencapai 877 kasus pada Desember, memasuki musim penghujan.
- Dinkes Lampung mengimbau masyarakat untuk melakukan gerakan serentak pencegahan dan pengendalian DBD, serta mengenali tanda-tanda dan gejala-gejala awal penyakit tersebut.
Bandar Lampung, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung mengimbau masyarakat mewaspadai potensi penyeberangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) selama musim penghujan di awal 2025. Berdasarkan catatan kasus DBD pada Januari-Desember 2024, total terdapat 9.096 kasus terjadi di Provinsi Lampung.
Angka tertinggi terjadi di Lampung Utara 1.698 kasus dan Lampung Timur: 1.182 kasus. Kasus tertinggi terjadi pada Februari 2024 dengan 1.481 laporan kasus. Jumlah kasus menurun signifikan setelah bulan Agustus, tetapi masih mencapai 877 kasus pada Desember.
"Kasus DBD ini memang gampang-gampang sulit ditangani, tingkat penyeberangan tinggi terjadi di daerah lembab dan rawan genangan," ujar Kadinkes Lampung, Edwin Rusli dikonfirmasi, Jumat (10/1/2025).
1. Imbau masyarakat waspada di musim penghujan

Seiring dengan catatan kasus DBD terjadi sepanjang 2024 kemarin, Edwin mengimbau masyarakat di Provinsi Lampung dapat mewaspadai laju penyeberangan nyamuk spesies Aedes tersebut.
Terlebih, kondisi cuaca saat ini masih memasuki musim penghujan, sehingga kian mempertinggi potensi penyeberangan penyakit DBD di tengah-tengah masyarakat.
"Kasus DBD ini tidak akan hilang kalau masyarakatnya sendiri tidak berusaha, jadi penanganannya memang harus ada kerjasama dari masyarakat dan pemerintah," katanya.
2. Galakan kegiatan PSN

Lebih lanjut Dinkes Lampung turut mengimbau melaksanakan gerakan serentak pencegahan dan pengendalian DBD, dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui cara menguras, menutup, mendaur ulang secara berkelanjutan di tiap minggu pada lingkungan rumah, sekolah, kantor, tempat-tempat umum, rumah ibadah dan tempat-tempat penularan potensial lainnya.
Termasuk mengatur ventilasi ruangan hingga menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.
"Ini menjadikan tantangan kita bersama bagi pemerintah daerah dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah," imbuh Edwin.
3. Gejala panas tinggi hingga mimisan

Terkait tanda-tanda dan gejala-gejala awal, Edwin menambahkan, penyakit DBD umumnya menimbulkan mendadak panas tinggi tampak lemah dan lesu hingga nyeri ulu hati dan belakang bola mata
Termasuk menimbulkan bintik-bintik merah pada kulit seperti gigitan nyamuk yang disebabkan pecahnya pembuluh darah. Sedangkan tanda-tanda lanjutan terjadi perdarahan di hidung atau mimisan dan terjadi muntah atau buang air besar bercampur darah.
"Bila tidak segera ditolong dapat menyebabkan kematian. Maka untuk pertolongan pertama, beri minum sebanyak-banyaknya air yang telah di masak, susu, teh atau air minum lainnya. Beri obat penurun demam golongan parasetamol, dapat dibantu dengan kompres air hangat," ucapnya.
4. Kasus tertinggi di Lampung Utara dan Timur

Berikut catatan kasus DBD di kabupaten kota Provinsi Lampung pada 2024.
- Lampung Utara: 1.698 kasus
- Lampung Timur: 1.182 kasus
- Metro: 725 kasus.
- Lampung Tengah: 712 kasus
- Pringsewu: 680 kasus
- Pesisir Barat: 491 kasus
- Pesawaran: 422 kasus
- Tanggamus: 386 kasus
- Tulang Bawang Barat: 385 kasus
- Lampung Barat: 282 kasus
- Way Kanan: 267 kasus
- Tulang Bawang: 209 kasus
- Mesuji: 202 kasus
- Bandar Lampung: 118 kasus
- Lampung Selatan: 109 kasus