Batik Siger By Una. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).
Sapuan menjabarkan proses membatik khususnya batik tulis itu melalui 5 proses, yakni menggambar, membatik, mewarnai, viksasi, dan merebus.
“Pertama gambar di atas kain. Kainnya ini bebas tapi gak boleh yang ada nilonnya. Seperti poliester itu ada nilonnya jadi gak boleh. Kenapa nilon gak boleh, karena gak bisa meresap warna. Yang boleh itu katun, sutra, tenun, dan paris,” katanya.
Bahan paling sering digunakan adalah katun. Hal itu dikarenakan bahan ini memiliki harga lumayan terjangkau, bahannya bagus, prospek penjualannya juga baik. Sedangkan bahan paling paling mahal sekaligus paling sulit adalah sutra karena bahannya licin.
“Kemudian membatik, tahu batik tulis dan batik cap itu dari proses ini. Kalau tulis pakai canting kalau cap pakai cap. Setelah itu baru diwarnai. Warna pun ada dua macam yakni menggunakan pewarna kimia dan alam,” ujarnya.
Untuk pewarna kimia, ia melanjutkan ada banyak aplikasi bisa dilakukan misalnya dicolet, dicelup, diciprat, dan sebagainya. Baru setelahnya viksasi atau mengunci warna. Tahap ini dilakukan agar warna pada kain awet.
“Penguncian warna untuk pewarna alam itu juga pakainya bahan alam seperti kapur sirih atau tunjung. Sedangkan pewarna sintetis, pengunciannya kita pakainya water glass. Terakhir baru direbus sampai lilinnya hilang. Kalau di total, lama pengerjaan batik tulis ini bisa mencapai 3-4 hari kerja,” katanya.