Mitos dan Salah Kaprah Soal Gula, Tak Ada Kandungan Gizi?

Bandar Lampung, IDN Times - Gula merupakan salah satu bahan makanan paling umum di dunia. Bahan makanan ini banyak dikonsumsi tak hanya untuk pemanis minuman bahkan untuk penyedap masakan.
Tapi ternyata masih banyak lho mitos atau salah kaprah soal gula hingga kini masyarakat tak mengetahuinya. Salah satunya tentang gula sebagai bumbu masakan.
Dokter sekaligus ahli gizi, dr. Tan Shot Yen menyebutkan sejak dulu bumbu masakan itu hanya ada dua yakni garam dan lada. Namun entah sejak kapan kini ibu-ibu rumah tangga mengalihkan dua bumbu utama tersebut menjadi gula dan garam.
Kali ini IDN Times akan bagikan beberapa fakta dan salah kaprah tentang gula selama ini disalah artikan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia.
1. Dari mana manusia mendapat asupan gula?
Menurut Satgas Perubahan Perilaku RI, gula merupakan bagian dari karbohidrat (sederhana dan kompleks). Karbohidrat nantinya akan diserap oleh usus dengan kecepatan berbeda-beda di mana karbohidrat kompleks dengan serat lebih banyak akan dicerna lebih lambat menjadi gula darah dibanding gula sederhana.
Gula darah nantinya akan diedarkan ke seluruh tubuh, dan digunakan oleh tubuh sebagai tenaga dan kerja organ. Jika tidak dipakai maka akan disimpan oleh hormon insulin di dalam hati, otot, dan lemak.
Ada dua cara tubuh manusia bisa mendapatkan gula yakni dari gula sederhana (biasanya langsung terasa manis) seperti tumbuhan, buah, tebu, dan produk olahan seperti gula pasir atau sirup. Bisa juga melalui gula kompleks seperti tumbuhan berpati (padi, ubi, singkong, kentang, jagung, dan talas), dan tumbuhan berserat tinggi (sayur, biji-bijian, dan kacang-kacangan)