Suasana doa bersama untuk korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan bersama pemain dan warga pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)
Ketua Umum Asosiasi Provinsi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Asprov PSSI) NTB, Mori Hanafi mengatakan, pihaknya telah meminta kepada seluruh klub membina dan edukasi terhadap kelompok suporternya. Klub sepak bola juga diminta mempunyai media sosial sebagai salah satu media efektif menjalin komunikasi dengan para suporter.
Mori menyatakan, klub berperan penting memberikan pendewasaan kepada para suporter agar tidak fanatisme yang berlebihan. "Karena pertandingan sepak bola ini pada akhirnya ada yang menang dan kalah. Kita harus siap kalah. Gak boleh ketika kalah tidak siap. Sehingga apa yang terjadi di Kanjuruhan, tidak terjadi di NTB," kata Mori.
Pria menjabat Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi NTB ini menambahkan, dukungan suporter di stadion ketika klub didukungnya bertanding, masih terkendali. Ia menyebut belum ada fanatisme berlebihan suporter sepak bola di NTB seperti yang terjadi di Pulau Jawa.
"Tapi sebelum sampai ke situ, tingkat kekeluargaan harus kita perkuat. Sampai saat ini hubungan antara pemilik klub dengan suporter di NTB cukup baik. Hal-hal yang bisa menjadi pemicu gesekan antar suporter kurang," tandas Mori.
Ketua Umum SMeCK Hooligan, Lawren Simorangkir menjelaskan, selalu mengingatkan anggota SMeCK Hooligan tetap menjaga sikap untuk kondusif di jalan hingga stadion. “Sebelum pertandingan biasanya kita selalu menggelar rapat dengan basis-basis yang ada," urainya.
"Di situ kita manajemen untuk koreo di tribun. Dari situ kita juga mengingatkan untuk jangan sampai ribut di jalan pergi maupun pulang dari stadion. Begitu juga di stadionnya. Dan itu bisa diterapkan kepada seluruh anggota. Karena yang dibutuhkan itu suara, jadi saya bilang kalau memang kalian cinta PSMS kasihkan, luangkan semua suaramu yang ada di hatimu,” tukasnya.
Termasuk juga menjaga kondusifitas dengan kelompok suporter PSMS lainnya. Diakui Lawren bukan hal yang mudah menjaga emosi saat tim kalah. Saat ini SMeCK Hooligan berusaha lebih dewasa untuk menyikapi kekalahan. Kritik-kritik biasa mereka sampaikan lewat spanduk ataupun bicara langsung ke manajemen.
"Namun, kalau kalah juga sempat ribut karena tidak terima dengan hasil kekalahan tapi lama-lama berpikir gak ada gunanya. Sehingga, harus disampaikan kepada anggota agar bisa diterima untuk tidak meluapkan emosional saat pertandingan tersebut PSMS Medan kalah. Meskipun sebenarnya banyak yang masih temperamen. Tetap kita sampaikan dan kasih pandangan kalau kalah,” tuturnya.
Di Provinsi Banten, ada sejumlah tim sepak bola di masing-masing kabupaten dan kota. Salah satunya Perserang, tim kebanggaan Kabupaten Serang. Mereka memiliki basis suporter bernama Bala Singandaru (Balsing).
Ketua Umum Balsing, Daeng mengatakan, peristiwa suporter turun ke lapangan pernah terjadi saat Perserang kalah saat kontra PSKC Cimahi dalam laga putaran pertama Liga 2, beberapa pekan lalu. Kendati tidak sampai menimbulkan kerusuhan dan korban jiwa, namun dia menilai insiden itu sangat merugikan. "Dari kejadian itu kita (Perserang) didenda Rp25 juta," kata Daeng saat dikonfirmasi, Jumat (7/10/2022).
Pengurus Balsing pun lantas berbenah dan melakukan rangkaian pertemuan untuk mengantisipasi kejadian tidak diinginkan dampak dari kekecewan akibat kekalahan demi kekalahan dialami tim tercintanya saat berlaga di putaran pertama liga 2.
Suporter menggelar aksi boikot saat laga Perserang berikutnya untuk mengantisipasi kekecewaan mendalam yang bisa menimbulkan peristiwa kerusuhan di lapangan. Suporter tetap datang ke stadion, namun tidak masuk dan memberi dukungan langsung di tribun penonton.
"Kita tidak ingin ketika tidak menang ada oknum turun ke lapangan atau menghujat pemain. Makanya kita bikin aksi di luar karena bahaya jika suporter tidak menerima tim kalah," katanya.
Daeng mengatakan, rutin melakukan pertemuan bersama manajemen Perserang untuk mengantisipasi ricuh setiap laga. Ia tak ingin, suporter membuat hal yang negatif merugikan banyak orang. "Banyak kecewa ketika timnya kalah. Memang secara ikatan emosional sudah terbangun untuk mendorong klub lebih baik," katanya.
Tidak bisa dipungkiri gesekan antar suporter sempat terjadi beberapa kali. Hal tersebut juga terus diupayakan direda. Rasa kekecewaan atas kekalahan tim terkadang menjadi pemicu gesekan ataupun kericuhan.
“Sebenarnya rasa cinta yang sangat besar itu, tapi ya tidak boleh membabi buta. Kekecewaan (memicu) tingkat emosional orang beda-beda, cara menyampaikan beda-beda, menyalurkannya beda, ada yang mancing-mancing. Kadang kan ya kalah, kita kecewa pasti, tapi yo legawa jembar atine lah,” ucap Presiden Brajamusti, Muslich Burhanuddin, atau yang akrab disapa Thole
Dalam sepak bola ada menang, seri atau kalah. Ia menyadari masing-masing sikap orang menerima kekalahan berbeda-beda. Dari DPP Brajamusti menko yang terkait juga terus memberi edukasi, membuat forum. Dikhawatirkan jika terjadi kerusuhan atau semacamnya justru akan merugikan klub yang dicintai.
Penyelesaian jika ada masalah juga diupayakan dari internal Brajamusti terlebih dahulu. Edukasi seperti pemasangan banner saat pertandingan, edukasi saat di dalam stadion hingga di jalan raya selalu diingatkan.
“Biar kita sek ngelekke (yang negur). Edukasi tidak lelah, biasanya per pertandingan di evaluasi, jangan sampai ada kejadian (kerusuhan). Adek-adek alhamdulillah mengerti. Kita suporter dukung tim beli tiket, kontribusi beli tiket mendukung. Kalau kita belum bisa menghidupi, jangan merugikan tim. Selalu kita tekankan kepada anggota juga,” ucap Thole.
Koordinator Brigata Curva Sud (BCS), Zulfikar mengutarakan, forum-forum sub BCS turut menyertakan edukasi terkait bagaimana bersikap selama di stadion, baik sesama suporter atau pun dalam menyikapi hasil laga. Ia mengklaim, setiap anggota baru BCS pasti sudah memahami adab dan etika menonton pertandingan bola.
"Kita punya medsos isinya edukasi semua, gak ada ujaran kebencian. Melalui medsos kita juga doktrin rekrut anggota. Edukasi juga untuk jualan, dulu lima tahun pertama kita banyak pesan yang kita sampaikan lewat merchandise, isinya juga hasil forum yang kita lalui," kata Fikar.
Koordinator BALA Fans, Kori Andrian, mengatakan, komunikasi dan koordinasi antara manajemen BALA Fans dengan tim sepak bola di Lampung, terkhusus Badak Lampung FC disebut terjalin cukup baik, hingga mampu melahirkan peran vital atas keharmonisan di tiap laga sepak bola.
Hubungan baik BALA Fans selama ini juga terjalin baik dengan aparat penegak hukum kepolisian. Pasalnya, jajaran Polresta Bandar Lampung ikut andil mengedukasi para suporter untuk bersikap tertib. Semisal, jika hendak digelar pertandingan besar bakal menghadirkan jumlah penonton banyak.
Untuk itu, BALA Fans ikut diajak mengkomunikasikan mengupayakan pencegahan-pencegahan berpotensi kericuhan bisa terjadi dalam laga besar tersebut. "Terkadang rapat semacam ini melibatkan instansi-instansi lain, itu menjadi suatu kebanggaan buat kita. Artinya, keberadaan kami ini dianggap dan komunikatif, jadi saling berbagi informasi untuk menanggulangi potensi terjadi," katanya.
Sebagai panglima atau orang tertinggi di Laskar Ayam Jantan (LAJ), Daeng Uki sadar untuk memanfaatkan teknologi dalam mengontrol para anggota LAJ kini punya Kordinator Wilayah atau Korwil berada di 40 kabupaten/kota.
"Sekarang kan era digital ya, kita ada group WA (WhatsApp) sendiri, jadi di situ kita bisa diskusi, memberikan edukasi dan juga saling koordinasi. Saya sering itu berikan informasi tentang apa yang kita lakukan jika tim kita ini kalah atau menang, begitu," ujar Daeng Uki.
"Jadi setiap ada sesuatu yang berhubungan dengan pertandingan itu saya bisa kontrol dan tahu apa yang terjadi di sana," lanjutnya.
Menurutnya, para suporter PSM Makassar tidak perlu hanya menerima motivasi saat menang maupun saat kalah. Tapi harusnya, sebagai ketua, presiden, panglima atau orang yang dipercayai memimpin kelompok suporter bola agar siap memberi provokasi.
"Kita memang perlu untuk memprovokasi para suporter untuk tetap semangat, tetap menyanyi supaya tim kesayangan itu selalu bersemangat main. Begitupun saat kalah itu bagaimana kita beri mereka sesuatu yang euforia tapi tidak berlebihan," jelasnya.