Sejumlah anak mendapat perawatan medis akibat terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers, Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (11/3/2020). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
Meski ada beberapa virus terdeteksi, dr Muslim Kas menyayangkan, gara-gara heboh kasus hepatitis misterius, cacar monyet dan virus Hendra jumlah kasusnya kecil, Demam Berdarah Dengue (DBD) jadi terlupakan. "Padahal jumlah kasusnya saat ini sedang menggila," ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan data nasional sepanjang 2021 lalu, tercatat kumulatif kasus DBD mencapai 68.614 kasus, dengan kasus kematian sebesar 664 orang.
"Data bulan Maret 2022, tercatat 22.331 kasus DBD dan 229 orang meninggal dunia," terangnya.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, frekuensi kasus DBD di Lampung masih tinggi. Itu terlihat dari peningkatan kasus DBD dalam tiga bulan terakhir yaitu 344 kasus pada Desember 2021. Kemudian, 1.169 kasus pada Januari dan 27 kasus di bulan Februari hingga 4 Februari 2022.
Dampak kematian akibat penyakit DBD pada Januari sebanyak 5 orang yaitu 2 orang dari Lampung Utara, 1 orang dari Kabupaten Lampung Tengah dan 2 orang dari Pringsewu.
Bahkan, berdasarkan data Kemenkes, pada Februari 2022 lalu, terdapat penambahan 5.618 kasus DBD dari 13 provinsi. Lampung menjadi salah satunya.