Bandar Lampung, IDN Times – Merubah pola dan cara hidup masyarakat menggunakan peralatan ramah lingkungan bukan hal mudah. Apalagi jika dikaitkan mendukung zero net emission carbon.
Namun, ada secercah harapan terkait hal tersebut. Ada beberapa warga Lampung berani move on menerapkan konsep electrifying lifestyle. Warga tersebut kini memilih menggunakan kendaraan listrik setelah sebelumnya menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil.
Mengandalkan motor listrik sebagai moda transportasi ke kantor dan mobilitas lainnya kini menjadi gaya hidup Darma Saputra. Motor listrik merek Gesit Electric menjadi tunggangannya saat ini.
Ia mengatakan, nyaman mengendarai motor tersebut khususnya di daerah perkotaan seperti Bandar Lampung. Alasannya, sebagai orang kantoran terbiasa pergi pulang ditopang motor itu sudah memiliki fitur Idling Stop System, hingga dikondisi kemacetan mesin akan otomatis mati.
"Saya juga tidak perlu mengantre di BBM di SPBU, motor ini sudah punya fitur untuk mengisi energi baterai yang tinggal colok di rumah. Untuk satu full baterai, punya perjalanan 50 kilometer," kata Darma.
Terkait biaya pengecasan satu kali baterai terisi penuh juga terbilang sangat murah. Misal bila dirupiahkan dengan penggunaan arus listrik PLN tertinggi yaitu, Rumah Tangga Mampu di Rp1.700 per-kWh. maka satu baterai memiliki kapasitas sekitar 1,4 kWh, hingga kalkulasi hanya memerlukan biaya Rp2.380.
"Coba bayangkan itu untuk perjalanan 50 Km, yang dikira-kira dari Kota Bandar Lampung ke Metro, kalau motor bahan bakar minyak perlu sekitar Pertalite 2 liter berarti 20 ribu rupiah. Coba bayangkan iritnya," jelas pria berkacamata ini.
Terkait pemeliharaan kendaraan, Darma mengatakan motor listrik bisa begitu efisien. Misalnya, pengguna tidak perlu repot-repot berkala mengganti oli mesin. Namun urusan kampas rem dan volume ban harus diperhatikan.
"Jadi memang kalau bicara soal efisiensi sangat luar biasa efisiennya, beneran murah dan irit biaya penggunaan. Jangan lupa model motornya juga kekinian," ujarnya, Jumat (29/12/2023).
Terkait laju kendaraan, motor listrik terhitung mampu melaju sekitar 75-80 kilometer per jam di jalanan lurus bebas hambatan. Sedangkan kondisi jalan menanjak mampu menyentuh angka 55 kilometer per jam. "Saya rasa kecepatan ini sudah cukup, untuk apa juga kecepatan tinggi tapi dipakai diperkotaan. Sebab itu sudah di angka titik aman berkendara motor," sambung Darma.
Meski ada sederet keuntungan dan kemanfaatan tersebut, Darma tak menampik pengguna motor listrik di Lampung masih terkendala urusan penunjang infrastruktur semisal SPKLU. Itu lantaran fasilitas itu sewaktu-waktu dibutuhkan bila hendak mengisi ulang energi listrik di luar rumah.
Kemudian harus diakui ketersediaan onderdil motor listrik di Lampung masih amat terbatas dan tergolong mahal, seperti satu buah baterai motor Gesit Electric dibanderol sekitar harga Rp2 juta.
"Kita paham kekurangan dalam suatu proses itu wajar, tidak ada yang langsung sempurna. Mudah-mudahan ke depan kebutuhan penggunaan kendaraan atau motor listrik bisa serius diperhatikan," tandas dia.
Selain Darma, ada perusahaan memantapkan hati untuk menggunakan mobil listrik. Uniknya, implementasi mobil listrik itu dihadirkan melalui layanan transportasi taksi online digagas PT Gunung Rajabasa. Perusahaan ini menghadirkan inovasi layanan transportasi taksi online menggunakan armada kendaraan mobil listrik pertama di Provinsi Lampung, khususnya Kota Bandar Lampung.
Komisaris PT Gunung Rajabasa, Sigap Dewantoro mengatakan, inovasi ini dilandasi gagasan kampanye go green net zero emission. Ditambah keberadaan mobil listrik mulai menjadi kendaraan populer di kalangan masyarakat Bandar lampung.
"Selain hemat energi, kendaraan tipe ini juga ramah lingkungan. Tak heran, bila beberapa kalangan mulai beralih ke mobil listrik demi efisiensi dan kenyamanan penggunaan," ujarnya.
Menurut Sigap Dewantoro, layanan transportasi taksi online menggunakan mobil listrik memiliki sederet keuntungan. Terutama bagi para pengemudi alias driver dalam urusan efisiensi bahan bakar terbilang amat irit.
Klaim itu telah dibuktikan melalui uji coba armada taksi online PT Gunung Rajabasa menggunakan 1 mobil Wuling Air Ev pada September 2023. Hasilnya, laporan uji coba terbilang amat memuaskan mulai dari perfoma hingga efisiensi penggunaan bahan bakar amat irit.
"Kami pastikan, setiap driver online akan pulang tidak tangan kosong, karena untuk pengisian listrik 20 persen ke 100 persen tidak sampai 30 ribu rupiah untuk unit Air ev, dengan jarak tempuh 200 Km. Sedangkan mobil konvensional membutuhkan bahan bakar BBM 1 banding 15, kurang lebih 150 ribu. Jadi lebih irit 120 ribu," terang Sigap.
Seiring pelaksanaan industri taksi online tersebut, Sigap melanjutkan, PT Gunung Rajabasa akan menambah sebanyak 5 unit kendaraan listrik Wuling Air Ev awal 2024. "Tentunya, langkah ini akan kami lakukan melalui pemesanan secara bertahap," jelasnya.
Ia juga mengharapkan inovasinya ini bisa mendapatkan perhatian hingga dukungan, baik melalui Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. "Apabila disupport pemerintah, kami bisa diberikan slot di Bandara Radin Intan Lampung. Kemungkinan PT Gunung Rajabasa siap menambah 10 hingga 15 unit kendaraan listrik sesuai kebutuhan dan permintaan," tandas dia.