Unila Campus Garden, Misi Konservasi Anggrek Terancam Punah

Konservasi anggrek langka melalui kultur jaringan

Bandar Lampung, IDN Times – Mendukung upaya pembelajaran dan praktik bagi semua civitas academika Universitas Lampung dan upaya konservasi tanaman yang dilindungi menjadi misi Unila Campus Garden diluncurkan, Jumat (11/6/2021). Misi lainnya Unila Campus Garden yakni mendukung peningkatan biodiversitas dan “green sustainability” di lingkungan kampus.

Program ini juga bertujuan untuk menekan laju emisi rumah kaca, mendukung pencapaian SDGs pada poin 13 dan 15 dan mendukung pemeringkatan Greenmetric Unila.  Hal tersebut disampaikan Ketua Pelaksana Unila Campus Green, Dr Elida Purba, S.T., Msc

“Campus Garden merupakan ruang terbuka yang bukan hanya sekadar taman yang dibangun sebagai tempat relaksasi. Namun juga merupakan model taman yang dibuat sebagai salah satu bukti untuk upaya konservasi tanaman langka terutama anggrek-anggrek spesies yang terancam punah,” paparnya.

1. Konservasi melalui kultur jaringan

Unila Campus Garden, Misi Konservasi Anggrek Terancam PunahUnila Campus Garden diluncurkan, Jumat (11/6/2021). (IDN Times/Istimewa).

Elida Purba menjelaskan, Unila Campus Garden mengusung konsep “Konservasi Anggrek Spesies Indonesia”. Konservasi itu secara khusus anggrek spesies yang berasal dari Pulau Sumatera seperti Phalaenopsis amabilis, Anggrek ekor tupai (Rhynchostylis retusa), anggrek kuku macan (Aerides odorata), Vanda foetida dan Dendrobium bigibbum, dan lain-lain.

Ia menambahkan, awalnya kegiatan konservasi anggrek spesies ini diinisiasi oleh Komunitas Unila Orchid Lover yang merupakan kumpulan dari dosen dan tenaga pendidik kampus setempat. Kumpulan ini mempunyai hobi dan cita-cita bersama untuk menjadikan Unila sebagai salah satu tempat konservasi tanaman anggrek spesies di Indonesia.

“Disamping kegiatan konservasi tersebut dilakukan juga konservasi ex-situ beberapa spesies anggrek melalui kultur jaringan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Fakultas Pertanian di bawah koordinasi Prof Dr Ir Yusnita Said dan Prof Dr Ir Dwi Hapsoro. Untuk selanjutnya anggrek yang telah dikonservasi di laboratorium tersebut dikembangkan dan dikembalikan lagi ke alam,” papar Elida.

Ia menambahkan, launching Unila Campus Garden ini sebanyak 100 tanaman anggrek spesies seperti Phalaenopsis amabilis, Rhyconthilis retusa dan Vanda var sumatra secara simbolis ditanam Wakil Rektor  I-IV Unila, Ketua Dharma Wanita Unila, Ketua SDGs, para dekan dan Direktur Pasca Sarjana di lingkungan Unila.

2. Tanam 700 anggrek dari 17 spesies

Unila Campus Garden, Misi Konservasi Anggrek Terancam PunahUnila Campus Garden diluncurkan, Jumat (11/6/2021). (IDN Times/Istimewa).

Elida Purba mengatakan, launching Unila Campus Garden yang merupakan acara puncak dari beberapa acara yang telah dilakukan sebelumnya. Kampus ini sebelumnya menggelar workshop dan sosialisasi kegiatan konservasi anggrek 1 Mei 2021.

Selanjutnya acara penanaman anggrek dimulai dari Fakultas Teknik Unila dilaksanakan 22 Mei 2021 bertepatan dengan Biodiversity international day). Kedua acara tersebut terlaksana dengan dukungan pendanaan “Hibah Pengabdian Masyarakat Unila 2021”.

“Program konservasi ini  telah berhasil menanam sebanyak 700 tanaman anggrek yang terdiri dari 17 spesies yang sebagian berasal dari sumbangan masyarakat dan Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Cabang Provinsi Lampung,” ujar Elida.

Baca Juga: Mengenal Bat Coffee Lampung, Biji Kopi Telah Dimakan Kelelawar

3. Di Lampung anggrek paling banyak di Gunung Tanggamus

Unila Campus Garden, Misi Konservasi Anggrek Terancam PunahUnila Campus Garden diluncurkan, Jumat (11/6/2021). (IDN Times/Istimewa).

Ketua Harian Perhimpunan Anggrek Indonesia Wilayah Lampung dan Koordinator Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Unila, Prof Dr Ir Yusnita Said berharap, semua upaya konservasi ini diharapkan menjadi Program Sustainability Unggulan Unila untuk mendukung peningkatan “GreenMetric”.

“Harapannya GreenMetric Unila dua sampai tiga tahun ke depan masuk 10 besar di Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikannya, anggrek adalah salah satu tanaman hias dan paling populer dan disukai hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Di dunia ada 30 ribuan spesies anggrek dari total tersebut, 5.000an di antaranya ada di Indonesia

“Indonesia sentra bagus pengembangan anggrek. Bahkan masih banyak yang belum ditemukan. James Comber dalam bukunya menyatakan ada 1.117 spesies anggrek alam di Indonesia. Di Lampung paling banyak di Gunung Tanggamus,” paparnya.

Yusnita mengatakan, banyaknya spesies anggrek patut diapresiasi. Tapi dapat juga jadi ancaman di hari depan.

“Harga terjangkau dan mudah didapat bisa jadi ancaman. Apalagi jika anggrek ini cabutan dari alam dibeli orang, bisa cepat habis. Beda dengan anggrek hibrida, lebih indah, mudah dipelihara dan rajin berbunga,” ujarnya.

4. Bisa jadi spot instagramable

Unila Campus Garden, Misi Konservasi Anggrek Terancam PunahUnila Campus Garden diluncurkan, Jumat (11/6/2021). (IDN Times/Istimewa).

Ketua GreenMetric Unila, Dewi Agustina, menerangkan, Unila Campus Green tidak merubah konsep taman yang sudah ada. Tapi masukkan unsur tanaman, kebetulan angreek yang dilindungi

“Bisa jadi ke depan jadi maskot unila. Tahun depan atau 2 tahun lagi Unila cantik dengan berbagai macam spot foto dan Instagramable,” katanya.

Dewi menjelaskan, tujuan utama kegiatan ini adalah menciptakan well being bagi semua yang datang ke Unila. Selain itu program ini juga diharapkan dapat menekan laju emisi rumah kaca, mendukung pencapaian SDGs pada Poin 13 dan 15 dan mendukung kegiatan terkait Greenmetric Unila.

5. Berencana daftar ID anggrek Unila ke London

Unila Campus Garden, Misi Konservasi Anggrek Terancam PunahUnila Campus Garden diluncurkan, Jumat (11/6/2021). (IDN Times/Istimewa).

Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unila, Prof Dr dr Asep Sukohar S.Ked., M.Kes, menjelaskan, Unila sudah membentuk tim GreenMetric. Tim ini juga menggagas berbagai program seperti pembangunan embung, pengelolaan sanitasi, dan pengurangan sampah plastik.

“Unila Campus Garden ini juga salah satu bagian GreenMetric dan secara khusus konservasi anggrek. Ini positif dikembangkan dan menjadi tantangan bagi kita, bisa cantumkan nama unila di London,” papar pria berkacamata ini.

Asep menjelaskan, mencantumkan nama Unila di London terkait rencana pendaftaran nama ID (identity) anggrek hasil konservasi Unila ke Royal Horticultural Society.

“Misalnya ID Dendrobium anggreknya ada unsur nama Unilanya, atao Dendrobium Karomani, Dendrobium Sukohar atau lainnya. Tapi ini baru rencana dan perlu tim khusus menanganinya. Mudah-mudahan bisa terwujud,” jelasnya.

Baca Juga: Program MBKM di Unila, Mahasiswa Bisa Magang di Google Loh

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya