Mantap! ADB Siap Kucur Rp574,1 Miliar Bangun RSPTN dan IRC Unila

Pembangunan konstruksi kuartal kedua 2022

Bandar Lampung, IDN Times - Asian Development Bank (ADB) siap menggelontorkan 44 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp574,1 miliar untuk pembangunan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Universitas Lampung. Itu juga mencakup Integrated Research Center (IRC) di kampus setempat.

Itu terungkap saat ADB Perwakilan Indonesia bersama Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemendikbudristek berkunjung ke Unila, Selasa (7/12/2021).

1. Kuartal kedua 2022 bangun konstruksi

Mantap! ADB Siap Kucur Rp574,1 Miliar Bangun RSPTN dan IRC UnilaIlustrasi konstruksi bangunan (Pexels.com/pixabay)

Perwakilan ADB Indonesia, Sutarum Wiriono mengatakan, terkait pinjaman dana pihaknya sudah bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia Juni lalu. Negosiasi sudah disetujui oleh board of director ADB pada November lalu.

“Kita berharap sebenarnya langsung loan signing, tapi pemerintah Indonesia meminta adanya dokumen pertanggungjawaban mutlak dan penyerapan anggaran. Insyaallah loan signing ditandatangani,” paparnya.

Langkah selanjutnya imbuh Sutarum, Biro Hukum Kementerian Keuangan akan menandatangani legal opinion. Ditargetkan legal opinian terbit sekitar Januari 2022. Lalu, ADB menerbitkan Conditions and Declaration of Loan Effectiveness.

“Sesuai dengan siklus penganggaran di Kementerian Keuangan. Jadi saat DIPA sudah efektif, ADB juga sudah efektif,” jelasnya.

Selain itu terkait jadwal pembangunan gedung, setiap kegiatan sudah ada jadwalnya mulai dari persiapan, tender, kontruksi, hingga pascakontruksi.

“Kalau ini diikuti, insyaalah kita akan sesuai dengan jadwal, ada perhitungan spare waktu, tapi tidak banyak. Sementara ini, kita juga sedang mengurus surat izin dari Kementrian Kesehatan, jadi sekitar April atau Mei 2022 lah sudah mulai pembangunan kontruksi,” katanya.

Baca Juga: Cara Unila Kembangkan Mobil Listrik dan Marketplace UnilaHub

2. Dana pinjaman ADB untuk pembangunan fisik dan SDM

Mantap! ADB Siap Kucur Rp574,1 Miliar Bangun RSPTN dan IRC UnilaIlustrasi dolar AS (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Terkait dana pinjaman untuk pembangunan RSPTN, Sutarum mengatakan ada untuk fisik atau kontruksi bangunan, sarana prasarana, pengadaan equipment untuk mendukung laboratorium rumah sakit. Selain itu, ada berupa capacity building (pembangunan sumber daya manusia).

“Kami dari ADB memang meminta supaya komponen capasity building ini ditingkatkan, karena kita bukan membangun rumah sakit atau resarch centre saja. Tapi membangun suatu ekosistem yang insyaalah memberi dampak jangka panjang,” jelasnya.

Untuk itu imbuhnya, peningkatan sumber daya manusia RSPTN Unila nanti akan dilakukan pelatihan, join research, serta kerjasama nasional dan internasional. Untuk peningkatkan kapasitas sumber daya manusia ini, pihak ADB juga mencarikan dana tambahan berupa dana hibah.

“ADB sudah menunjuk tiga universitas di Korea untuk nantinya akan bekerjasama dengan Unila dan beberapa rumah sakit di negara tetangga. Diharapkan ini dijadikan kerjasama samping dari loan utama,” tuturnya.

Sutarum menjelaskan, ADB mensyaratkan ada konsultan dikhususkan untuk manajemen rumah sakit. Tujuannya, agar rumah sakit betul-betul berfungsi memberikan layanan modern, berbasis teknologi informasi.

3. Akan menjadi rumah sakit pelayanan prima

Mantap! ADB Siap Kucur Rp574,1 Miliar Bangun RSPTN dan IRC UnilaIlustrasi rumah sakit. IDN Times/Arief Rahmat

Project Implementation Unit (PIU) Manager RSPTN Unila, Prof Satria Bangsawan, mengatakan Proyek HETI berbasis kontruksi RSPTN dan IRC didanai ADB dan dana pendamping dari Unila. Tim sudah menyelesaikan detail engineering design (DED), sudah mengantongi izin lingkungan (Amdal), dan saat ini sedang dalam proses pengajuan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) kepada pemerintah Kota Bandar Lampung.

Ia optimistis, RSPTN Unila akan menjadi rumah sakit pelayanan prima memiliki tenaga medis dan nonmedis profesional. Selain itu diperlukan dua basis capasity development yaitu kompetitif dan nonkompetitif.

“Untuk kompetitif akan bekerjasama dengan industri dan perguruan tinggi nasional dan internasional. Sedangkan untuk nonkompetitif berupa training tenaga medis dan nonmedis. Sehingga nanti, pada saat rumah sakit di lounching sudah siap dengan SDM yang melayani pasien,” katanya.

4. Unila harus memiliki kekuatan di bidang penelitian

Mantap! ADB Siap Kucur Rp574,1 Miliar Bangun RSPTN dan IRC UnilaIlustrasi Penelitian Ilmiah. IDN Times/Mardya Shakti

Rektor Unila, Prof Karomani mengatakan, RSPTN Unila sudah dibangun sejak 2010, tapi sempat terbengkalai. Pembangunan berlanjut pada 2016 di masa kepemimpinan Rektor Hasriadi Mat Akin. Dibangun tiga gedung dari dana hibah APBD Pemerintah Kota Bandar Lampung.

“Alhamdulillah, sekarang ada titik terang untuk kelanjutan pembangunan dengan kucuran dana dari ADB, semoga ke depan pembangunan ini lancar dan selesai sesuai jadwal yang sudah dibuat,” kata Karomani.

Direktur Belmawa Kemendikbudristek, Aris Junaidi mengapresiasi tim RSPTN Unila. “Ini proyek yang luar biasa, kita sudah meninjau lapangan, gambar maketnya luar biasa, desainnya luar biasa, lokasinya juga sangat strategis baik untuk RSPTN maupun untuk IRC,” paparnya.

Ia menambahkan, saat ini sudah 22 RSPTN yang sudah operasional dan menjalankan praktik. Dia berharap, ke depan RSPTN Unila juga dapat menjalankan based practices seperti yang diharapkan.

“Ada (rencana pembangunan) IRC, mohon nanti para peneliti memanfaatkan menciptakan penelitian baru, publikasi meningkat, dan menjadi reputasi serta memiliki trade market sendiri. Misalnya di UGM itu kuat dalam penelitian dengue, dan vaksin, ada penemuan baru di tropical desease. Nanti Unila juga harus memiliki kekuatan di bidang penelitian tertentu,” jelasnya.  

Baca Juga: Pengukuhan Guru Besar Unila Prof Syarifuddin, Sampaikan Orasi IEKAD

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya