Kisah Gunawan, Sempat Bangkrut Ternak Ayam Kini Bangkit Berkat PTPN 7

Program mitra binaan jadi ‘penyelamat’ peternak ayam

Pesawaran, IDN Times – Gunawan, peternak ayam asal Desa Wiyono, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran pernah mengalami kebangkrutan. Pasalnya, ternak ayam digelutinya tak mampu bersaing dengan peternak lain untuk segmen pasar ayam pedaging.

Ia merintis usaha itu 2007 silam. Saat itu memiliki 300 ekor ayam. Musim berikutnya ia mencoba peruntungan menernak 500 ekor, 700 ekor, hingga 1.200 ekor. Tapi investasi itu bertepuk sebelah tangan 2019 bangkrut.

“Saya bangkrut pada 2019, gak bisa bersaing. Pakan mahal, harga jual jatuh, habis modal,” jelas Gunawan, Rabu (28/7/2021).

1. Geluti ternak ayam 2007

Kisah Gunawan, Sempat Bangkrut Ternak Ayam Kini Bangkit Berkat PTPN 7google

Menurut pria kelahiran Wiyono ini, saat menggeluti usaha beternak ayam 2007, fokus usaha ternak ayam potong. Kala itu, ia bermodal membeli 300 ekor ayam seharga Rp 5.000 per ekor.

Ayam tersebut kemudian diternak hingga menjadi ayam yang siap potong. Usahanya semula berjalan baik dengan waktu pemeliharaan 28 hari. Hasilnya selain dipasarkan ke pasar tradisional, ia juga menjual ke rumah makan yang ada di Pesawaran.

Dari hari ke hari usaha yang digelutinya terus mengalami peningkatan. Namun, sejak pandemik COVID-19, permintaan ayam potong terus menurun. Sementara modal pembelian bibit ayam semakin tinggi. Belum lagi risiko kematian yang cukup tinggi dan beternak ayam potong tidak bisa disambi pekerjaan lain.

“Saya gak bisa bertahan dengan ayam potong. Akhirnya sempat berhenti dan bingung mau ngapain,” terang Gunawan.

Baca Juga: PTPN VII Unit Padangpelawi Catatkan Kinerja Moncer Periode Mei 2021

2. Pinjaman PTPN VII jadi ‘penyelamat’

Kisah Gunawan, Sempat Bangkrut Ternak Ayam Kini Bangkit Berkat PTPN 7Logo PTPN VII (Istimewa/IDN Times)

Meski pernah bangkrut, tak membuat Gunawan patah arang. Adalah PTPN VII seolah menjadi ‘penyelamat’ bisnisnya melalui program dana pinjaman.

Ia menerangkan, mendapat informasi adanya program mitra binaan ini dari Kepala Desa.  "Saat ada pertemuan desa, pak Kades memberitahu kepada warga bila PTPN VII melalui  Unit Wayberulu, memberikan pinjaman modal usaha," ujar dia.

“Untungnya saya dapat pinjaman dari PTPN VII pada 2020. Tapi saya ganti ayam pejantan. Alhamdulillah bisa bangkit lagi. Sekarang berpindah ke ayam yang pemeliharaannya lebih mudah, bisa disambil bertani, meskipun masa panennya lebih panjang,”jelasnya.

Menurut Gunawan, ternak ayam pejantan lebih mudah perawatannya. Dia juga bisa melakukan pekerjaan lain. “Sejak ternak ayam pejantan, saya mulai lagi bertani dan berkebun, nanam jahe merah untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” jelasnya.

3. Satu periode raup omzet Rp15 juta

Kisah Gunawan, Sempat Bangkrut Ternak Ayam Kini Bangkit Berkat PTPN 7Ilustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Terkait potensi bisnis ternak ayam pejantan, Gunawan mengatakan, setiap periode membeli 1.500 ekor bibit. Dalam satu periode, ia bisa meraih omzet sekitar Rp15 juta.

Menurutnya, ternak ayam pejantan adalah jenis usaha ayam yang memiliki prospek cukup baik karena pemeliharaan ayam pejantan ini tidak sesulit jenis ayam broiler atau petelur. Beternak ayam pejantan sama dengan jenis ayam kampung super.

“Yang membedakan hanya jenisnya saja. Kalau di lihat dari segi harga, bibit ayam pejantan lebih murah.  Berternak ayam pejantan, lebih mudah pemeliharaannya. Tiap pagi kita hanya memberi makan dan minum saja setelah itu bisa ditinggal untuk bertani," katanya.

Perawatan memang lebih mudah, diberi pemanas di kandangnya dan risiko kematian juga rendah. Terpenting menurutnya, peternak harus menjaga kebersihan kandang, agar ayam tidak mudah tertular penyakit.

“Untuk ayam pejantan, kita panen setiap 55 hari. Ayam ayam ini bisa memiliki berat 8-9 ons. Beda dengan ayam boiler, ayam pejantan cendrung lebih kecil sudah dipanen,” papar Gunawan.

4. Waspada penyakit geburu

Kisah Gunawan, Sempat Bangkrut Ternak Ayam Kini Bangkit Berkat PTPN 7Ilustrasi Ayam petelur dalam kandang baterai (Dok. Animal Friends Jogja)

Saat ini, setiap kali berternak Gunawan sudah mencapai 3.000 ekor. Penjualannya banyak pembeli pemilik rumah makan. Tidak sebatas dari wilayah Pesawaran, tapi juga dari Tulangbawang dan Bandar Lampung.

Ia juga memberikan tips berternak ayam. “Yang harus diperhatikan dalam berternak ayam pejantan ini serangan penyakit geburu. Biasanya penyakit ini menyerang pada usia 21 hari. Bila sudah ada yang terkena penyakit ini biasanya cepat menyebar ke lainnya, dan mengakibatkan mati masal.”

Untuk menghindari penyakit itu imbuhnya, ialakukan penyemprotan disinfektan. Selain itu, pembersihan kandang dilakukan selama 1,5 bulan setelah panen.

Berternak ayam pejantan juga lebih mudah dalam melakukan pemberaihan kandang. Karena ayam ayam ini kotorannya kering, sehingga tidak menimbulkan bau.

Ke depan ia berencana akan berternak sapi potong dan menanam rumput gajah. Semoga ini bisa dilakukan, seiring pembinaan dan pinjaman modal dari PTPN VII. Ia berharap, untuk pinjaman kedua bisa mensaptkan lebih banyak lagi.

“Saya sangat berterima kasih, semoga PTPN VII terus maju dan jaya, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebuh banyak lagi kepada masyarakat.”

Baca Juga: Cerita Karyawan PTPN VII Dikenalkan Tanaman Obat Herbal

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya