Cerita Dian Rahmadi Berkutat Reparasi AC Mobil dan Dapat Kredit Lunak

Pandemik tak surutkan niat bekerja

Bandar Lampung, IDN Times - Dua minibus dan satu sedan terparkir di bengkel terbuka beratap seng di bilangan Jalan Soekarno-Hatta, Bandar Lampung. Kondisi mobil penumpang itu “mangap” dengan kap mesin terbuka. Masing-masing tampak terpasang dua selang yang terhubung dengan tabung zat bibit pendingin ruangan alias freon.

Bengkel itu adalah milik Dian Rahmadi, mantan pekerja bengkel mobil yang secara perlahan memilih spesialisasi reparasi air conditioner (AC) mobil. Jatuh bangun menuju keahlian ini tak mudah dan tak cepat. Ia butuh lima tahun “sekolah”di bengkel sejenis sebagai pekerja untuk kemudian mandiri seperti sekarang.

Berikut ceritanya.

1. Mulanya jam kerja di bengkel terasa berat

Cerita Dian Rahmadi Berkutat Reparasi AC Mobil dan Dapat Kredit LunakDian Rahmadi, pengelola bengkel di Bandar Lampung. (IDN Times/Istimewa).

Terus belajar dan tekun kunci keberhasilannya. Namun, banyak liku liku yang dilalui selama merintis usaha yang sudah kini sudah memasuki tahun ke tujuh.

Bapak dua anak ini bercerita, sebelum membuka usaha tahun 2014, bekerja dibengkel mobil milik tetangganya. Menurutnya, bekerja di bengkel bongkar mesin mobil tidaklah mudah, memerlukan tenaga yang ekstra untuk mengangkat dan pekerjaan lainnya.

Ritme kerja di bengkel mesin juga dirasakan Dian cukup berat. Saat itu, setiap hari ia mulai bekerja jam 10.00, tetapi sering baru bisa istirahat pulang setelah tengah malam.

“Emang bukanya jam 10 pagi, tapi pulaangnya kadang sampai jam 12 (24.00). Soalnya selalu tanggung. Setiap pekerjaan yang datang hari itu, sebisa mungkin harus sampai selesai hari itu juga. Jadi, keseringan selesai malam pukul,” kata Rahmadi.

Di bengkel itu,ia hanya kuat bertahan enam bulan. Kondisik fisiknya yang saat itu tidak fit menjadi alasan ia pamit kepada pemilik bengkel.

“Syukurnya, pemilik bengkel itu nggak marah. Bahkan, mungkin karena tahu cara kerja saya, dia ngasih arahan untuk kerja di bengkel AC mobil milik temannya. Jadilah saya pindah kerja ke bengkel AC,” kata dia.

2. Belajar servis AC dan aksesori

Cerita Dian Rahmadi Berkutat Reparasi AC Mobil dan Dapat Kredit LunakInterior mobil. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Masih di bidang otomotif, tetapi lebih kepada bidang khusus, Dian Rahmadi merasa menemukan pilihannya. Sejak awal, pria lulusan SMA ini memang menginginkan punya keahlian yang tidak banyak orang bisa. Dari sini dia bertekat untuk terus belajar dan belajar.

Di bengkel AC mobil berlokasi di Jalan Cut Nyak Dien, Bandar Lampung ini, tidak hanya melayani service ac, tetapi juga bengkel aksesori dan audio. Ia pun belajar untuk memasang dua perangkat itu.

“Di bengkel ini bertambah lagi ilmu saya. Karena sudah hobi untuk mengotak-atik, akhirnya keinginan untuk belajar makin besar. Tetapi, berjalan lima tahun, bengkel tempat saya bekerja tutup. Saya nggak tahu persis penyebabnya,” kata Rahmadi.

Baca Juga: Cara Istri Pegawai PTPN VII Sambut Ramadan 2021 

3. Ilmu didapat selama ‘sekolah’ jadi incaran banyak orang

Cerita Dian Rahmadi Berkutat Reparasi AC Mobil dan Dapat Kredit LunakPixabay/Devolk

Rahmadi mengatakan, ladang tempatnya menggali rezeki kini tak beroperasi lagi sempat membuat Dian prihatin. Tetapi, ilmu yang didapat dari lima tahun “sekolah” itu terus menjadi incaran orang.

Para pelanggan bengkel yang sudah mengenal Dian kemudian sering mencari dan meminta perbaikan AC, aksesori, maupun sound sistem di rumah. “Tapi karena rumah saya jauh, banyak pelanggan yang merasa berat datang,” kenangya

Namun, jalan terang itu datang juga. Pada tahun 2015 bertemu dengan bos pemilik bengkel yang berencana membuka showroom mobil bekas. Dengan pengalaman yang ada, Dian Raahmadi dipercaya mengelola dan diberi lapak untuk membuka service AC, aksesori, dan sound sistem.

4. Omzet selama pandemik turun 50 persen

Cerita Dian Rahmadi Berkutat Reparasi AC Mobil dan Dapat Kredit LunakAplikasi Logopit Plus

Bagaimana dengan omzet? pemilik bengkel yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta ini mengaku, sebelum pandemi dalam satu bulan bisa mencapai Rp4 juta– p 5 juta. Namun, dalam kondisi pandemi sekarang ini turun setengahnya.

“Tetapi saya tetap bersyukur. Pelanggan saya cukup banyak, terutama para pemilik showroom mobil bekas. Mereka kontinue,” kata dia.

5. Bersyukur mendapat pinjaman lunak dari PTN VII

Cerita Dian Rahmadi Berkutat Reparasi AC Mobil dan Dapat Kredit LunakMata uang uang Indonesia (Shutterstock/Maciej Matlak)

Suami dari Siti Aisyah ini mengaku bersyukur, dalam menata usahanya ada PTPN VII yang memberi pinjaman lunak untuk mengembangkan usahanya. Dalam kesulitan permodalan, PTPN VII membantu memberikan pinjaman kemitraan.

“Saya bersyukur sekali, saat itu diberi pinjaman oleh PTPN VII. Dimana saya sangat membutuhkan tambahan modal usaha,” katanya.

Menurut Dian, menjadi mitra PTPN VII banyak manfaatnya. PTPN VII tidak hanya sekadar memberikan pinjaman modal saja, tetapi juga memberi pelatihan kepada para mitranya. Sehingga pelaku usaha mengerti bagaimana menjalankan usaha agar bisa terus langgeng.

Ia berharap, PTPN VII terus memberikan pembinaan, terutama kepada pelaku usaha kecil. Harapan lainnya, ke depan bisa diberi kepercayaan lagi oleh PTPN VII, untuk menambah modal dan membeli sparpart service.

“Alhamdulillah sekarang sudah cukup anteng. Dulu, nggak kebayang bisa buka sendiri begini. Saya terima kasih juga sama PTPN VII yang ngasih pinjaman lunak sehingga saya bisa mengembangkan usaha dengan dana adem,” kata Rahmadi.

Baca Juga: Sorotan Komisaris PTPN Holding Terkait Kinerja PTPN VII

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya