Cara BKKBN Lampung Cegah Banyaknya Kasus Pernikahan Dini

Pendidikan pernikahan bukan lagi terfokus pada usia dewasa

Bandar Lampung, IDN Times - Pendidikan pernikahan bukan lagi terfokus pada usia dewasa. Namun banyaknya kasus pernikahan pada usia dini yang mudah terjadi maka pendidikan pernikahan harus dimulai pada usia dini.

Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung, Rudy Budiman. Menurutnya, saat ini peningkatan jumlah penduduk di Provinsi Lampung bukan hanya dari kelahiran tetapi perpindahan penduduk dari kota-kota lain juga meningkat.

“Maka dari itu dengan keragaman masyarakat yang ada membuat kami membuat berbagai program pendidikan pernikahan bagi masyarakat. Tetapi tidak hanya pendidikannya saja tetapi yang paling penting tenaga lapangan yang langsung terjun pada masyarakat,” jelas Rudy sapaan akrabnya, Sabtu (20/11/2021).

Baca Juga: Lokus Stunting di Tanggamus Tersebar di 25 Pekon dari 9 Kecamatan

1. Pendidikan pernikahan tak hanya usia dewasa, tapi rambah usia dini

Cara BKKBN Lampung Cegah Banyaknya Kasus Pernikahan Dinipelayananpublik.id

Rudy mengatakan, fenomena saat ini pendidikan pernikahan tidak hanya untuk kalangan usia dewasa, tetapi merambah pada usia dini yaitu pendidikan tingkat menengah. Itu mencakup mengenai anatomi tubuh, pergaulan bebas, penyakit menular, dan resiko menikah pada usia dini.

Merujuk hal itu, perwakilan BKKBN Provinsi Lampung menginginkan adanya kesepakatan (MoU) dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung. Tujuannya, sinergitas penguatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Kegiatan kerjasama ini bisa juga dilakukan dengan mitra kerja Kemenag yaitu Badan Penasehatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) tentang Pelaksanaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga melalui Program Pembinaan dan Penasehatan bagi Calon Pengantin.

“Kegiatan kerjasama dengan BP4 diwujudkan dengan Pelaksanaan Orientasi Program KKBPK bagi Petugas Pernikahan dalam memberikan nasehat Catin (calon pengantin)dan pendistribusian Buku Pegangan Penasehatan Catin kepada Petugas pernikahan di setiap Kecamatan yang ada di Provinsi Lampung,” harap Rudy.

2. Pendampingan catin tiga bulan sebelum pernikahan

Cara BKKBN Lampung Cegah Banyaknya Kasus Pernikahan DiniIDN Times/Febriyanti Revitasari

Rudy menjelaskan, edukasi pada calon pengantin, BKKBN berharap kerjasama dari Kemenag untuk dapat melakukan pendampingan. Diharapkan 3 bulan sebelum melakukan pernikahan. Pendampingan tersebut dilakukan dalam upaya melakukan penilaian status gizi secara virtual melalui sebuah aplikasi ELSIMIL, sehingga setelah menikah calon ibu sudah siap secara fisik dan mental agar tidak melahirkan generasi stuntin.

“ELSIMIL adalah sebuah aplikasi untuk skrining, edukasi dan pendampingan calon pengantin dalam mendeteksi factor resiko pada catin,” tandasnya.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, Juanda Naim sangat antusias dengan program kerja yang dirancang oleh BKKBN. Ia mendukung program tersebut, karena program pendidikan pernikahan juga merupakan salah satu program Kementerian Agama.

“Kami siap dan berkomitmen untuk sama-sama melakukan edukasi pada calon pengantin, sebagai langkah dini dalam percepatan penurunan stunting dan dalam membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah,” paparnya.

3. Perlu ada Mou BKKBN dan Kanwil Kemenag

Cara BKKBN Lampung Cegah Banyaknya Kasus Pernikahan Diniunplash.com

Juanda mengatakan, Kemenag merupakan intitusi yang sangat lengkap dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Terutama dalam hal memberikan pembinaan dan pendidikan.

Seperti halnya pendidikan pernikahan, Kanwil Kemenag Lampung memiliki Bidang Urais yang bertugas dalam memberikan pelayanan pernikahan. Selain itu, ada Bidang Penaiszawa yang bertugas penyuluh agama, bahkan untuk pendidikan pun ada 2 jenis yaitu Bidang Pendidikan Madrasah dan Bidang pendidikan Ponpes. Maka program ini dirasa tepat untuk diadakan kerja sama,” jelas Pak Kanwil.

Kakanwil pun menyarankan kepada BKKBN untuk diadakan MoU antara BKKBN dan Kemenag Lampung mengenai pendidikan dan pembinaan pernikahan. “MoU ini akan dapat dijadikan landasan program bagi Kementerian Agama untuk dilaksanakan pada tiap wilayah di Lampung, sehingga program lebih tepat sasaran,” tuturnya.

4. Kualitas kesehatan remaja menjadi kunci cegah stunting

Cara BKKBN Lampung Cegah Banyaknya Kasus Pernikahan DiniIlustrasi anak stunting.brecorder.com

Rudy menjelaskan, kualitas kesehatan remaja menjadi kunci  mencegah stunting. Apalagi sudah ada Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Perpres itu ada amanat dari Presiden RI, BKKBN dibawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) sebagai koordinator atau ketua pelaksana percepatan penurunan stunting di Indonesia.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional. Komitmen ini terwujud dalam masuknya stunting ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 dengan target penurunan yang cukup signifikan.

“Stunting ini permasalahan yang tidak bisa selesai dengan satu cara, melainkan harus diselesaikan dari segala tingkatan. Terutama dengan meningkatkan kualitas remaja putri yang kelak akan melahirkan generasi selanjutnya,” papar Rudy.

5. Penyuluhan perkawinan sangat bermanfaat bagi catin

Cara BKKBN Lampung Cegah Banyaknya Kasus Pernikahan DiniIDN Times/Hendra Simanjuntak

Kepala Seksi Kepenghuluan dan Fasilitasi Bina keluarga Sakinah, Waldy Mahbuba, menjelaskan, Kanwil Kemenag Provinsi Lampung bersama jajarannya dalam rangka membentuk keluarga sakinah, mawaddah, dan warrahmah, dan mencegah Stunting dalam keluarga untuk para calon pengantin (catin) telah melaksanakan beberapa kegiatan.

Kegiatan berupa, Penyuluhan atau Bimbingan Perkawinan (Bimwin) meliputi Binwin Catin Pra Nikah, Binwin Remaja Usia Nikah, dan Binwin Remaja Usia Sekolah (BRUS) sampai di tingkat kabupaten/kota dan KUA Kecamatan serta adanya kegiatan Pusaka keluarga sakinah.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi catin, karena materinya sangat menarik dari para fasilitator yang sudah terbimtek dan juga dari dinas kesehatan/Puskesmas serta PLKB. Dengan bimwin ini diharapkan catin dapat menyelesaikan persoalan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya sehingga terwujud keluarga yang lebih harmonis” ujarnya.

Baca Juga: Duh! Realisasi Anggaran Kemenag Lampung Urutan 26 dari 34 Provinsi

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya