5 Upaya Pemuda Jabung Lamtim Ubah Stigma Negatif Kampung Begal

Warga resah dengan diskriminatif dan labelling

Lampung Timur, IDN Times – Termovitasi mengubah stigma kampung begal, sekelompok pemuda asal Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung berinisiatif melakukan sejumlah hal positif dan menebar kabar baik. Itu dilakukan agar stigma kampung begal disandang kecamatan ini sirna.

Tak dipungkiri Kecamatan Jabung dikenal publik mengarah konotasi negatif lantaran pelaku perbuatan kriminal kasus pencurian kendaraan bermotor berasal dari wilayah ini. Para pelaku tindakan kriminal beraksi di kabupaten/kota di Lampung. Merujuk hal itu, para pemuda di Jabung yang tergabung dalam Ikam Jabung Sai (IJS) sejak 2017 terus berupaya melakukan berbagai kegiatan positif untuk mengubah stigma kampung halaman mereka.

Ketua IJS, Eri Johan, mengatakan stigma kampung begal harus diakhiri. "Stigma ini melahirkan diskriminasi sekaligus labelling yang merugikan warga Jabung, kita terus berupaya mengubah stigma tersebut agar generasi hari ini dan mendatang dapat hidup lebih baik," ungkapnya.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung (FH), HS Tisnanta mengapresiasi apa yang terus dilakukan oleh para pemuda dan warga Jabung demi mengubah stigma kampung mereka. "Usaha-usaha yang dilakukan menunjukkan tekad yang kuat untuk berubah karenanya harus mendapat dukungan dari berbagai pihak,"ujarnya.

Abdullah, warga Jabung yang tinggal di Metro menjelaskan, warga Jabung diperantauan mendukung berbagai kegiatan positif yang dilakukan oleh para pemuda di kampung halamannya. "Insya Allah generasi baru inilah yang akam mengukir sejarah baru dan mengubah citra kampung halamannya," ujar penulis buku bahasa Lampung yang karyanya digunakan oleh hampir seluruh siswa SD di Lampung ini.

Merujuk hal itu, ada lima cara yang dilakukan para masyarakat Kecamatan Jabung untuk mengubah stigma negatif seputar kampung halaman.

1. Banyak warga Kecamatan Jabung toreh prestasi

5 Upaya Pemuda Jabung Lamtim Ubah Stigma Negatif Kampung Begalunsplash.com/Markus Winkler

Ketua IJS, Eri Johan, tak memungkiri, saat ini masih terdapat para kriminalitas yang berasal dari Kecamatan Jabung. Di sisi lain, ada juga warga Jabung yang memiliki prestasi.

"Ada yang juara MTQ, juara silat, penulis buku, pematung dan masih banyak lagi. Hal-hal seperti ini kan dapat mengubah stigma bahwa yang dari Jabung itu tidak selalu identik dengan begal. IJS bersama warga Jabung lainnya terus berupaya menggelar berbagai kegiatan positif," tukasnya.

2. Kembangkan wisata desa

5 Upaya Pemuda Jabung Lamtim Ubah Stigma Negatif Kampung BegalPengunjung menikmati liburan di pemandian alam Way Guruh berlokasi di Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. (Istimewa/IDN Times)

Pengembangan wisata desa adalah upaya memperkenalkan potensi desa-desa yang ada di Jabung. Caranya, mengundang warga dari berbagai daerah berkunjung ke Jabung.  Melalui pariwisata kita harapkan perlahan stigma kampung begal yang tidak aman dan seram mulai terkikis. Objek wisata desa yang dikembangkan bernama Way Guruh.

Way Guruh adalah nama sebuah tempat yang memiliki potensi untuk menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Lampung Timur. Pemandian alam ini berlokasi di Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung.

Zainal Abie, pegiat IJS mengatakan, Way Guruh dikembangkan secara swadaya dengan dukungan pemilik lahan, para tokoh dan tua-tua setempat dan niat serta semangat membuat perubahan mereka bergotong-royong melakukan berbagai kegiatan di Way Guruh. “Mulai dari membersihkan, membuka jalan masuk, menata beberapa titik di lokasi yang bisa membuat Way Guruh menjadi semakin menarik bagi para pengunjung dan juga mulai mempromosikannya melalui media sosial,” ujar Zainal.

Beberapa sarana yang tersedia di objek wisata Way Guruh di antaranya, batu sajadah. Dinamakan batu sajadah lantaran ada dua batu datar berukuran besar terletak berdampingan. Di sekitaran batu itu ada aliran air.

Terdapat juga kali dengan aliran air tak deras dan batu kali bisa dimanfaatkan pengunjung khususnya anak-anak yang gemar bermain air. Bagi yang ingin bersantai mendayung menggunakan perahu karet, di tempat ini tersedia. Tersedia juga sekitar delapan bambu dibuat layaknya pancuran air kecil.

Baca Juga: Ubah Stigma Negatif “Kampung Begal” Melalui Objek Wisata Way Guruh

3. Gagas Jumat menanam

5 Upaya Pemuda Jabung Lamtim Ubah Stigma Negatif Kampung BegalProgram Jumat Menanam digagas warga Kecamatan Jabung, Lampung Timur. (Istimewa/IDN Times)

Pemuda di Kecamatan Jabung, Lampung Timur menggagas program Jumat Menanam di berbagai titik lokasi. Jenis tanaman yang ditanam di antaranya, vanili, pohon-pohon kayu, tergantung sumbangan bibit yang diterima.

Program digelar setiap Jumat ini diharapkan tumbuh kesadaran untuk melestarikan lingkungan. Selain itu melalui menanam diharapkan akan meningkatan pendapatan masyarakat desa.

4. Ubah cara berpikir melalui literasi

5 Upaya Pemuda Jabung Lamtim Ubah Stigma Negatif Kampung Begalwebsite

IJS meyakini, perubahan cara berpikir akan menentukan perilaku masyarakat. Satu program yang digagas adalah literasi melalui pengembangan rumah-rumah baca.

Ketua IJS, Eri Johan, menjelaskan, semakin banyak rumah baca yang beroperasi, bertujuan membuka wawasan sekaligus kesadaran generasi muda Jabung agar tak terjebak dalam kriminalitas. Segmen yang disasar kegiatan literasi adalah anak-anak.

“Di rumah baca ada buku pelajaran, sastra, buku-buku keterampilan, buku cerita, dan sebagainya. Selain literasi, juga dilakukan berbagai pelatihan guna meningkatkan keterampilan dan daya saing masyarakat,” paparnya.

5. Menyusun buku Jabung The Untold Stories

5 Upaya Pemuda Jabung Lamtim Ubah Stigma Negatif Kampung BegalMasyarakat Kecamatan Jabung, Lampung Timur menginisiasi pembuatan buku. (Istimewa/IDN Times)

Program positif lainnya dilakukan para pemuda dan tokoh masyarakat di Kecamatan Jabung demi mengubah stigma negatif “kampung begal” adalah membuat buku bertajuk Jabung The Untold Stories.

Buku itu ditulis oleh warga Jabung dari berbagai kalangan. Tulisan di buku ini mengulas sisi lain Jabung baik dari sejarah, budaya, kuliner maupun harapan ke depan dari warga Jabung.

Buku ini rencananya akan dirilis pertengahan Agustus mendatang sekitar 100 halaman. Para nara sumber dari buku ini di antaranya, penyeimbang adat, pemuda, warga Jabung diperantauan, dan mahasiswa.

Baca Juga: Bagaimana COVID-19 Mengubah Cara Hidup Masyarakat Lampung Timur

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya