Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Itera Bangun reaktor Fixed Dome Biogas di Desa Marga Kaya, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan
Mahasiswa Teknik Kimia Itera bangun reaktor fixed dome biogas di Desa Marga Kaya, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan (Dok. Itera)

Intinya sih...

  • Reaktor biogas di Desa Marga Kaya, Lampung Selatan, mampu mengolah limbah ternak menjadi energi setara tiga tabung LPG 3 kg per bulan dan menghasilkan bio-slurry sebagai pupuk organik.

  • Penggunaan biogas menurunkan emisi karbon dioksida dari 31 kg menjadi 9 kg per hari berdasarkan perhitungan life cycle assessment (LCA) dengan efisiensi ekonomi mencapai Gross Profit Margin (GPM) 55 persen.

  • Program ini dapat menghemat biaya energi hingga Rp50 ribu per bulan bagi warga Desa Marga Kaya karena tidak lagi membeli gas, serta memberikan pelatihan kepada warga terkait konstruksi, pemanfaatan biogas, dan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times - Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Institut Teknologi Sumatera (Itera) membangun reaktor fixed dome biogas di Desa Marga Kaya, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, sebagai solusi pengelolaan limbah ternak sekaligus mendorong kemandirian energi masyarakat desa.

Program ini diinisiasi Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatekia) bersama Himpunan Mahasiswa Sistem Energi (HMSE) melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) tahun 2025.

Ketua Tim Pelaksana, Amedeo Cavendish, menyampaikan, sebanyak 90 persen dari 1.100 kepala keluarga di desa tersebut memiliki ternak sapi, rata-rata 6–10 ekor per keluarga. Kondisi tersebut menghasilkan sekitar 90 kilogram kotoran sapi per hari yang sebelumnya mencemari lingkungan.

1. Dirancang mengurangi pencemaran sekaligus menghadirkan sumber energi terbarukan

Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Itera Bangun reaktor Fixed Dome Biogas di Desa Marga Kaya, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan (Dok.Itera)

Amedeo menjelaskan, reaktor biogas berkapasitas 6 meter persegi yang dibangun tim mampu mengolah 70 persen limbah tersebut menjadi energi setara tiga tabung LPG 3 kg per bulan serta menghasilkan bio-slurry sebagai pupuk organik.

“Teknologi ini kami rancang untuk mengurangi pencemaran sekaligus menghadirkan sumber energi terbarukan bagi masyarakat,” ujar Amedeo, Minggu (12/10/2025).

Menurutnya, program yang telah mencapai 80 persen progres ini juga memberikan pelatihan kepada warga terkait konstruksi, pemanfaatan biogas, dan pengelolaan bio-slurry. Hasilnya, pemahaman masyarakat terhadap teknologi biogas meningkat 66 persen dan terbentuk satu kelompok pengelola biogas desa.

2. Penggunaan biogas menurunkan emisi karbon dioksida

Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Itera Bangun reaktor Fixed Dome Biogas di Desa Marga Kaya, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan (Dok.Itera)

Dari sisi lingkungan, dosen pembimbing program, Andri Sanjaya mengatakan, penggunaan biogas menurunkan emisi karbon dioksida dari 31 kg menjadi 9 kg per hari berdasarkan perhitungan life cycle assessment (LCA).

"Nilai efisiensi ekonomi program mencapai Gross Profit Margin (GPM) 55 persen," ujarnnya.

Ia menegaskan program mendapat dukungan Direktorat Kemahasiswaan Itera dan Program Studi Teknik Kimia ini tidak hanya membangun fasilitas, tetapi juga memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam pengoperasian reaktor biogas.

3. Menghemat biaya energi hingga Rp50 ribu per bulan

Ilustrasi hemat energi (unsplash.com/Riccardo Annandale)

Ke depan, lanjutnya, tim PPK Ormawa Biogas Itera akan mengembangkan replikasi reaktor biogas rumah tangga dan pelatihan lanjutan. Program ini ditargetkan menjadikan Desa Marga Kaya sebagai percontohan Kampung Iklim Mandiri Energi di Lampung.

Sementara itu, Ketua Gapoktan Marga Kaya, Ngatijan merasakan langsung manfaat program. Menurutnya, cara tersebut bisa menghemat biaya energi hingga Rp50 ribu per bulan karena tidak lagi membeli gas.

Editorial Team