Limbah Hitam Bak Aspal Kembali Mencemari Pesisir Lampung Timur

Lebih lanjut Andi mencontohkan, kasus serupa pernah terjadi pada 2020 di wilayah pantai Lampung Timur, serta 2021 di lima kabupaten berada di Pesisir Teluk Lampung, Teluk Semaka (Tanggamus), hingga Pantai Barat Lampung. Saat itu, tim dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi bersama Bareskrim Polri langsung turun.

Namun sayangnya, lagi-lagi tidak ada kejelasan terkait asal-muasal hingga penindakan pelaku pencemaran. Maka tak heran kondisi kembali terulang.

"Tahun lalu kisa masih sama-sama ingat limbah seperti ini, itu petugas turun terus tapi kita tidak tahu lagi seperti apa muara penanganan kasusnya," kata dia.

Menyikapi kemunculan limbah di pesisir di laut Labuhan Maringgai ini, pengurus HNSI akan mengumpulkan sebagian nelayan untuk di melaksanakan musyawarah mencari solusi.

"Persoalan limbah ini tidak ada habisnya harus ada jalan keluar. Kasihan nelayan terkena dampak, alat tangkap mereka juga tertempel limbah, ikan-ikan juga sulit ditangkap," ucapnya.

Terkait temuan limbah tersebut, Kapolres Lampung Timur, AKBP Zaky Alkazar Nasution mengaku telah mengerahkan personel untuk menyelidiki lebih lanjut, terhadap sebaran limbah hitam menyerupai aspal yang terjadi di wilayah hukum setempat.

"Kami sudah terima informasinya, tim dipimpin Kasat Pol Air dari Polres Lampung Timur sudah mulai bergerak dan menelusuri sumber limbah," imbuhnya.

Selain itu, kapolres masih belum dapat menyimpulkan terkait adanya dugaan pihak-pihak sengajaan membuang limbah tersebut. "Harus dipastikan terlebih dahulu, sebab limbah ini pasti terbawa ombak hingga ke bibir pantai. Masih diselidiki," tandas Zaky.