Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tanaman hias di rumah warga. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Bandar Lampung, IDN Times - Hanya tersisa 624 hektare lahan produktif pertanian di Bandar Lampung. Merujuk hal itu, Pemerintahan Kota Bandar Lampung terus dorong masyarakat melakukan urban farming.

Diketahui melalui laman ciptakarya.pu.go.id, Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah daratan sebesar 197,22 kilometer persegi. Dari total 1.166.066 penduduk (per 2020), kepadatan penduduk di Kota Bandar Lampung mencapai 5.332 penduduk per kilometer persegi.

“Sehingga memang perlu adanya pemanfaatan pertanian berupa urban farming yang memang cocok diterapkan pada wilayah kota berpenduduk padat,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bandar Lampung, Agustini, Sabtu (5/3/2022).

1. Urban farming sebagai pendapatan ekonomi

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bandar Lampung, Agustini. (IDN Times/Istimewa).

Pemilihan urban farming sebagai bagian dari pencapaian program dinas pertanian dan peternakan adalah karena dapat menghasilkan pendapatan secara ekonomi.

"Kita selalu mengajak warga untuk bercocok tanam dipekarangan rumah mereka. Karena selain untuk penghijauan juga berpotensi menambah pemasukan ekonomi bila diseriuskan," kata Agustini.

Teknis urban farming yang disosialisasikan Pemkot Bandar Lampung antara lain berupa pertanian hidroponik, aeroponik, dan pemanfaatan polybag atau pipa bekas.

“Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk dipraktikan oleh masyarakat, karena tidak membutuhkan lahan yang luas serta peralatan yang rumit," jelasnya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar pelaksanaan urban farming ini bisa dimulai dengan menanam sayur mayur atau tanaman obat seperti, sawi, selada, dan kangkung.

2. Tokoh masyarakat diminta ikut andil sosialisasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di