Tanggamus, IDN Times - Masih terkenang jelas dalam ingatan Heksan, saat pertama kali pindah ke Dusun Batu Saeng, Pekon Sinarjawa, Kecamatan Airnaningan, Kabupaten Tanggamus, di tahun 2000 lalu. Menonton televisi adalah moment langka karena belum adanya listrik di dusun tersebut.
Heksan menceritakan, saat malam hari, cahaya didapat dari lampu ublik, terbuat dari kaleng bekas diisi minyak tanah dan potongan kain bekas sebagai sumbu api.
“Dulu ya kalau ada kabar dari luar, setelah beberapa hari atau minggu baru bisa dengar. Misal di desa ada kegiatan apa gitu kita ketinggalan informasi. Padahal cuma dari desa sebelah tapi kita kan di tengah hutan, akses jalan masih susah. Jangankan kabar dari tv, dari desa sebelah aja susah kalau dulu,” cerita Heksan kepada IDN Times, Kamis (2/11/2023).
Namun 2008 lalu, masyarakat setempat kompak melawan gelap di dusunnya berada di tengah hutan dengan cara meniru desa lain sudah lebih dulu menggunakan energi listrik dari aliran sungai. Meski kini sudah ada PLN, warga Batu Saeng menjadi satu-satunya dusun yang mempertahankan energi listrik dari alam tersebut.