Ilustrasi sampel uji PCR. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)
Ainum Hidayah (30), perempuan asal Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan dua tahun tidak mudik. Ia sangat antusias menyambut mudik kali ini. Apalagi dia sudah memenuhi semua persyaratan yang ditentukan pemerintah seperti vaksinasi booster yang diterimanya jauh sebelum kebijakan tersebut.
Rencananya, Ainum akan mudik menggunakan moda transportasi udara. Salah satu syarat penerbangan yaitu penumpang tidak perlu menyertakan surat hasil tes PCR jika telah menerima vaksinasi lengkap.
"Sudah lengkap karena aturan di tempat kerja. Selain itu karena masih situasi pandemik, tentunya masih sangat memperhatikan ketersediaan masker, antis tangan, sanitizer. Menjaga kesehatan juga, semoga pas hari H mudik dalam keadaan prima," kata Ainum.
Indah Zulhidayati menuturkan, adanya kebijakan pemerintah membolehkan masyarakat mudik lebaran tahun 2022, langsung menyiapkan berbagai persyaratan perjalanan yang diperlukan, seperti vaksinasi booster.
"Makanya aku kemarin vaksin booster dulu. Aku mempersiapkan tentang persyaratan penerbangan biar gak ribet saat mudik. Kalau persyaratannya sudah lengkap semua, kita mudiknya nyaman," kata Indah saat berbincang dengan IDN Times, Jumat (22/4/2022).
Dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB ini menambahkan, terus memantau perkembangan informasi terkait aturan mudik tahun 2022. Sampai pemerintah melalui Satgas COVID-19 Nasional menerbitkan surat edaran mengenai persyaratan bagi pelaku perjalanan dalam negeri atau masyarakat yang akan mudik lebaran.
Setelah mendapatkan informasi pasti, Indah kemudian mencari informasi tempat untuk vaksinasi booster di Kota Mataram. Ia mengatakan tidak terlalu sulit untuk mencari lokasi vaksinasi booster di Kota Mataram. Karena di aplikasi PeduliLindungi sudah tertera fasilitas kesehatan baik puskesmas dan rumah sakit yang melayani vaksinasi booster di Kota Mataram.
"Kebetulan ada puskesmas dekat kampus UNU NTB, itu kita datangi. Cuma kemarin memang penginnya vaksin Pfizer tapi kosong. Akhirnya pakai Astrazeneca," tutur Indah.
Sedangkan Tri Yuli, warga Gunung Sari Ilir Balikpapan usia 53 tahun menyatakan, ia dan suami yang sudah memasuki usia lansia sejauh ini baru mendapatkan dua kali dosis vaksin. Mau tak mau harus antigen sebagai syarat menggunakan moda transportasi udara.
"Saya naik pesawat. Agak ribet ya, karena saya kan bukan yang ngerti teknologi. Tapi sudah dibantu anak untuk siapkan di PeduliLindungi. Saya juga sudah antigen," jelasnya
Kerja sama yang baik menurut Yogie Fadila warga Jogja diperlukan untuk kelancaran mudik. Apalagi anaknya masih berusia balita. "Iya, sempat ragu-ragu karena selain tiket mahal, juga alasan safety COVID-19," ujar Yogie.
Anak pertamanya yang baru berusia 4 tahun belum menerima vaksinasi, dan istrinya belum mendapatkan booster karena sedang mengandung. Mau tak mau, anak dan istri harus melalukan PCR jelang mudik lebaran.
Seorang warga di Kelurahan Semarapura Klod Kangin, Hamidah, bahkan rela mengikuti vaksinasi booster malam-malam. Ini lantaran vaksinasi booster menjadi syarat untuk mudik lebaran.
“Kebetulan saya belum vaksin booster karena jadi persyaratan mudik kemarin malam saya langsung vaksinasi booster. Dari pada saya swab antigen lagi kan repot?” terang Hamidah, Jumat (22/4/2022).
Selama ini wanita yang sehari-hari berdagang itu mengaku sangat sibuk, sehingga tidak sempat melakukan vaksinasi booster. Tidak semata-mata karena hendak mudik.
“Kalau pagi saya sibuk berdagang, beruntung ada vaksinasi malam. Tidak saya saja, banyak teman saya juga baru vaksinasi booster demi mudik,” ungkapnya.
Karyawan swasta di Surabaya, Nurika Anisaul Jannah (27), mengatakan, aturan pemudik diwajibkan vaksin COVID-19 dosis ketiga alias booster tak dipermasalahkannya. Bahkan, jika diwajibkan dosis keempat pun, ia rela melakukan vaksinasi tersebut. Sebab, kerinduan dengan keluarga sudah tak terbendung.
"Gak masalah untuk vaksin ketiga, kalau ada empat pun gak apa-apa asal bisa ketemu keluarga. Gak enak soalnya kalau momen penting seperti lebaran sendirian di rantau atau jauh dari keluarga," jelas Ika.
"Untungnya booster juga gak sulit, di mana-mana ada, jadi menurutku ya tepat lah buat mudik tanpa repot antigen atau PCR yang masih nambah biaya," imbuhnya.
Tim penulis: Tama Yudha Wiguna, Ashrawi Muin, Fatmawati, Sri Wibisono, Fariz Fardianto, Debbie Sutrisno, Ayu Afria Ulita Ermalia, Dyar Aryu, Wayan Antara, Muhammad Nasir, Ardiansyah Fajar, Muhammad Saifullah, Yurika Febrianti, dan Muhammad Iqbal.