Anak-anak SD Moro Dewe saat menerima donasi buku bacaan (IDN Times/Silviana)
Selama 20 tahun berdiri, tiga orang guru di SD Moro Dewe mengolah lahan yang ada di belakang sekolah menanam singkong. Hasilnya digunakan untuk menggaji para guru dan membeli perlengkapan sekolah. Lahan tersebut merupakan pemberian warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan sekolah SD Moro Dewe yang tidak mendapat fasilitas dari pemerintah.
Maysaroh, salah satu guru yang sudah mengajar selama empat tahun di SD tersebut, tak keberatan dengan gaji seadanya yang dia terima. Menurutnya, dia hanya ingin anak-anak di daerah Moro Dewe bisa mengakses pendidikan dengan mudah.
“Jadi kalau nanem singkong itu kan mulai dari pengolahan lahan sampai perawatan yang ngerjain orang lain. Nanti sisa buat bayar perawatan tanaman itu baru dipake buat gaji guru," ujar Maysaroh saat dihubungi, Kamis (26/11/2020).
Dalam waktu tujuh bulan biasanya singkong sudah bisa dipanen. Untuk penghasilan tidak menentu, karena harga singkong bisa berubah-ubah. Menurutnya, tahun lalu karena harga murah hanya menghasilkan Rp8 juta dari lahan seluas satu hektare seperempat.
“Sisa dari ngembaliin modal tanam singkong dan perawatan itu masih 3,6 juta. Nah uang itu kemudian dibagi tiga orang guru yang mengajar ini,” tuturnya.