Prestasi yang pernah didapatkan anak-anak Panti Asuhan Peduli Harapan Bangsa. (IDN Times/Silviana)
Pemberian informasi melalui media untuk mempermudah para donatur memberikan bantuannya justru malah disalahgunakan oleh sebagian pihak. Selama pandemik ini ada banyak sekali orang-orang yang menghubungi Amir dan mengaku sebagai donatur.
Beruntungnya dia sudah memahami modus penipuan semacam itu. “Banyak banget yang chat ngirim bukti transfer. Katanya udah transfer 10 juta tapi kelebihan dan minta dikembalikan 4 juta karena untuk biaya rumah sakit anak panti lain. Pas di cek ternyata nggak transfer,” ungkap Amir.
Menurutnya, kejadian semacam ini sering dialami oleh panti asuhan di Bandar Lampung. Sebagai ketua forum daerah panti asuhan Bandar Lampung Amir kerap mendengar keluhan penipuan dari rekan-rekannya.
“Jangankan 4 jutanya, 10 juta mau diambil ya ambilah karena emang bukan rezeki saya. Inilah salah satu contoh sering masuk bukan ke saya saja. Temen-temen lembaga ngeluh bagaimana mensiasatinya. Banyak kita masukan ke media sosial tapi banyak juga yang menyalahgunakan itu,” paparnya.
Menurut Amir, kejadian ini memang belum pernah dilaporkan secara langsung kepada pihak berwajib. Namun dia sudah sering curhat jika ada tamu dari Babinka setempat.
Menurutnya itu sudah termasuk aduan keluhan dari masyarakat. “Sering ada tamu Babinka yang main kesini saya ceritakan, katanya sulit untuk mengungkapkan. Padahal ada bukti. Nggak tau sulit karena males nyari atau apa," ungkapnya.
Amir menjelaskan, para donatur bisa saja datang langsung dan melihat kondisi anak-anak jika memang serius ingin membantu. “Datang aja ke panti melihat langsung. Kalau sekitar Bandar Lampung kadang saya nyamperin karena takut corona ini kan. Tapi kalau lewat rekening ini kadang-kadang kok herannya tau semua tentang saya. Dari keluarga saya, istri, anak saya tau semua,” keluhnya