Kick Off Makan Bergizi Gratis, Ini Lokasi di Lampung

- Pemerintah memulai program makan bergizi gratis (MBG) di 4 titik di Provinsi Lampung.
- Program MBG belum dilaksanakan di Kota Bandar Lampung, tapi telah dimulai di Kabupaten Pringsewu dan Lampung Barat.
- Orang tua siswa mendukung program ini, namun ada kekhawatiran bahwa anggaran Rp10 ribu per porsi tidak mencukupi kebutuhan gizi anak.
Bandar Lampung, IDN Times - Pemerintah memulai program makan bergizi gratis (MBG) hari ini, Senin (6/1/2025). Empat titik tersebar di tiga kabupaten di Provinsi Lampung dijadwalkan bakal menggelar program andalan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
Badan Gizi Nasional (BGN) diketahui telah mengoperasikan 190 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia. Termasuk empat dapur layanan gizi yang berlokasi di Provinsi Lampung.
Lokasi tersebut berada di Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah, Kecamatan Pringsewu (Pringsewu), Kecamatan Baradatu, dan Kecamatan Blambangan Umpu (Way Kanan).
1. Bandar Lampung belum siap dapur umur dan alat logistik

Terkait dimulainya program MBG, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandar Lampung, Mulyadi Syukri mengatakan, penerapan program tersebut belum dilaksanakan di lingkungan satuan pendidikan di Kota Bandar Lampung.
Pasalnya, berdasarkan instruksi pemerintah pusat program MBD baru akan digelar di Kabupaten Pringsewu dan Lampung.
"Besok serentak, hanya saja Pringsewu dan Lampung Barat. Untuk Bandar Lampung belum dapat perintah, karena dapur umum dan alat logistik belum siap," katanya dikonfirmasi, Senin (6/1/2024).
2. Orang tua pelajar sambut program MBG

Salah satu orang tua siswa di Bandar Lampung, Desi mendukung penuh program makan siang gratis ini. Namun, dirinya hingga kini belum menerima pemberitahuan dari sekolah terkait pelaksanaan program tersebut.
"Tentu menyambut baik adanya program makan siang gratis dari Presiden ini. Tapi, hingga sekarang belum ada pemberitahuan resmi dari sekolah," katanya.
Pernyataan senada juga disampaikan Deka, orang tua siswa lainnya ini menilai program tersebut akan amat membantu anak-anak menghindari jajanan yang kurang sehat saat jam istirahat. “Kalau benar ada bantuan makanan bergizi gratis, tentu bagus. Anak-anak tidak perlu jajan makanan yang kadang tidak sehat,” jelasnya.
3. Ahli gizi ragukan anggaran Rp10 ribu per porsi makanan

Menyoal pelaksanaan program MGB ini, Ahli Gizi di Provinsi Lampung, dr. Tutik Ernawati M.Gizi Sp.GK mengatakan, anggaran Rp10 ribu per porsi diyakini tak akan bisa mengakomodir kebutuhan gizi yang cukup pada seporsi makanan. Itu bila mempertimbangkan harga-harga kebutuhan pokok saat ini.
"Saya rasa sulit memadukan kebutuhan kalori, komposisi dan jumlah zat gizi dengan harga seperti itu. Dimana makan siang itu adalah porsi yang paling banyak di antara 3 waktu makan pokok pagi, siang, dan malam," tuturnya.
Jumlah nominal Rp10 ribu per porsi makanan ini dirasa sulit untuk mencapai target kecukupan gizi pada anak maupun ibu hamil. "Kalau untuk anak TK mungkin bisa saja cukup, tapi anak SMP, SMA, SD pun seperti 10 ribu untuk mencapai kecukupan gizi ini akan sulit," sambung dia.
dr Tutik melanjutkan, idelnya komposisi makan bergizi gratis ini harus bisa memberikan kebutuhan makro dan mikro nutrisi. Artinya, makanan itu wajib dilengkapi dengan komposisi karbohidrat, protein, dan lemak yang mencukupi.Kebutuhan karbohidrat tersebut bisa didapatkan dari nasi, jagung, kentang, ubi, hingga talas. Sedangkan protein dan lemak dapat diperoleh dari lauk hewani semisal ayam, ikan, telur, daging dan lauk nabati semacam tahu, tempe, dan sayur mayur.
"Jadi keanekaragaman makanan ini penting untuk mencakupi gizi pada makanan itu nantinya, sehingga targetnya lengkap. Jadi untuk harga ini patutnya dipertimbangkan, tapi untuk ide progam ini jelas sangat bagus," imbuhnya.