Ketua KPU Bandar Lampung Dedy Triadi Hobi Hidroponik dan Racik Kopi

Dedy merupakan lulusan Universitas Lampung jurusan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Semasa kuliah dia merupakan mahasiswa yang aktif berorganisasi. Mulai dari mengikuti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Mahasiswa Pecinta Alam, dan UKM Fotografi Zoom Unila. Menurutnya dari pengalaman organisasi itulah dia bisa menjadi jurnalis dan memiliki bekal untuk menjadi Komisioner di KPID dan Ketua KPU saat ini.

Tak hanya itu, Dedy juga sering mengirimkan tulisannya tentang traveling. Terutama pendakian gunung, panjat tebing, dan arung jeram ke media lokal Lampung dan majalah wisata kala itu. 

“Honor tulisan saat mahasiswa ini lumayan, untuk biaya hidup dan bayar kos. Sehingga waktu semester akhir pasca reformasi saya diterima di Lampost jadi fotografer. Jadi sambil nunggu sidang kompre saya kerja dulu,” jelasnya saat ditemui di ruangannya, Senin (2/11/2020).

Tak banyak aktivitas yang Dedy lakukan selain menyelesaikan pekerjaan di kantor KPU dan mengurus persiapan Pilkada 2020 ini. Bahkan, buku yang biasa dia baca selesai dalam waktu satu minggu, saat ini sudah lima bulan tak kunjung selesai.

“Saya kan hobi baca apa aja, tapi lebih sering baca buku tentang fotografi. Biasanya seminggu satu buku selesai ini udah lima bulan belum selesai karena baru baca udah ada kerjaan lain,” terangnya.

Selain itu dia juga selalu menyempatkan waktu untuk berolahraga setiap pagi demi menjaga stamina. “Karena di KPU kan kita nggak mengikuti kalender jadi kadang kalau Sabtu Minggu ada kegiatan ya tetap masuk. Jadi paling sekarang nyempetin olahraga pagi-pagi jalan pagi atau sepedahan yang deket-deket aja karena saya kan juga hobi sepedahan,” jelasnya.

Jika tak ada kegiatan, Dedy berusaha memanfaatkan waktu sebaik mungkin bersama istrinya. Hal yang paling sering dilakukan adalah berolahrga dan mencicipi kuliner. Penikmat kopi arabica ini, tak memiliki makanan favorit, menurutnya yang penting enak, murah dan menyehatkan.

“Istri memahami kesibukan saya, jadi kalau sama-sama di hari kerja kita ketemunya malam. Karena saya sering ada kegiatan sampai malam. Kalau ada waktu kita quality time olahraga bareng. Ya sekadar wisata kuliner. Tapi sekarang saya menghindari makanan kolestrol sama seafood jadi selain ini yang penting makanan sehat,” tuturnya.

Di ruangan kantornya, Dedi juga meracik kopi sendiri. Kecintaannya pada kopi racikan sendiri itu dia mulai selama satu tahun ini. Menurutnya kopi racikan lebih sehat untuk di konsumsi. "Kalau dulu masih kopi sachet sekarang saya minum kopi racik sendiri biasa dua atau tiga kali lah sendiri. Kalau ada tamu datang juga kadang saya buatin," terangnya. 

Saat ini, Dedy tengah memulai hobi barunya yaitu menanam tanaman hidroponik yang baru dia mulai satu bulan ini. Menurutnya tanaman hidroponik bermanfaat untuk gaya hidupnya saat ini yang lebih mengutamakan kesehatan.

“Sekarang kan lagi musim suka tanaman. Daripada tanaman mahal nggak bisa dimakan saya lebih baik nanem hidroponik murah tapi bisa di makan dan sehat juga karena gak ada pestisida,” ujarnya.

Setiap pagi usai salat subuh dan olahraga, Dedy menyempatkan waktu untuk merawat tanaman barunya tersebut. Menurutnya ini hanya sekadar mengisi waktu dengan kegiatan positif sehingga tanaman-tanaman tersebut hanya untuk konsumsi pribadi saja.

“Saya sendiri yang merawatnya. Ya pagi itu saya biasain buat ngecek suhu temperaturnya, negecek kandungan nutrisi. Menurut saya si untuk mengisi aktivitas yang positif aja dan untuk konsumsi sendiri bukan untuk bisnis karena kan lebih sehat,”terangnya.

Meski sudah beberapa tahun meninggalkan dunia jurnalistik, Dedy tak menampik apa yang pernah dia dapat semasa menjadi jurnalis masih dia gunakan saat menjadi ketua KPU saat ini. Menurutnya, profesinya saat ini tak jauh beda dengan pekerjaan jurnalis yang harus menghadapi semua lapisan masyarakat. Sehingga dia harus mampu menyesuaikan diri dan mampu memilah cara bersikap dan berbicara.

Hal tersebut juga dia buktikan dari kompetisi foto dan pameran foto yang diadakan oleh KPU Bandar Lampung. Setahu Dedi, belum ada KPU lain yang mengadakan lomba serupa. “Saya merasa jurnalis itu sebagai pekerjaan terakhir. Karena tidak ada profesi lain yang secara passion dan membuat saya puas bekerja di tempat lain. Meski sudah bekerja di KPU tetap jiwa jurnalis saya masih ada," tuturnya.  

Menurutnya, sebagai lembaga negara KPU sangat terikat dengan kode etik. Sehingga harus mengesampingkan kepentingan ambisi dan lain-lain serta harus menjaga integritas dan profesionalisme. “Kita sebagai penyelenggara, harus bersikap netral, mandiri dan independen,” tegasnya.

Pelaksanaan Pilkada 2020 Kota Bandar Lampung tak bisa diganggu dengan aktivitas lain. Saat ini Dedy benar-benar memfokuskan pikiran dan tenaganya untuk menyiapkan puncak kontes politik ini. Terlebih di tengah pandemik saat ini banyak sistem yang harus diubah dan selalu ketat menerapkan protokol kesehatan.

Menurut Dedy, tantangan terbesarnya saat ini adalah  jangan sampai dalam pelaksanaan pilkada justru menjadi klaster baru penyebaran COVID-19. Dedi mengaku akan melaksanakan rapid test massal untuk semua KPPS sebanyak 15.300 orang. Serta menyiapkan protokol kesehatan seperti pengukuran suhu tubuh, masker, sarung tangan, dan hand sanitizer per TPS.

“Kita harus bekerja tim seluruh elemen bukan hanya KPU, mulai dari PPK, PPS, sampai nanti KPPS. Nah, bagaimana mengkordinir, mengarahkan penyanggah kita ini agar bekerja sesuai regulasi, tidak ada kesalahan dan persoalan,”ujarnya.

Tahapan selanjutnya yang paling menyita pikiran dan tenaga saat ini adalah  mempersiapkan debat kedua pada 18 November mendatang serta debat ketiga 4 Desember. Pada debat kandidat kedua ini akan dilakukan oleh wakil wali kota Bandar Lampung yang mengusung tema pelayanan publik dan memperkokoh persatuan dan kesatuan.

“Sekarang kita kegiatannya lagi menyiapkan debat kedua di Hotel Emersia. Karena kita kerjasama sama Metro TV dan Lampung Post, jadi nanti kita minta moderator dari Metro TV nasional. Ini kita lagi nunggu siapa presenter dari sana yang bisa,” ujarnya.