Institut Teknologi Sumatera (Itera) Membantu Petani Singkong Lampung Agar Lewat Inovasi Produksi Tepung Mocaf di Desa Mekar Karya, Kecamatan Waway Karya, Kab.Lampung Timur (Dok.Itera)
Di sisi lain, Sabto Wibowo, petani asal Desa Mekar Karya, menyampaikan realitas getir yang selama ini dihadapi petani singkong. Harga jual singkong saat ini hanya sekitar Rp900 per kilogram.
Sementara sistem pemotongan di pabrik penampung bisa mencapai 45 persen dari total berat. “Dengan harga dan sistem seperti itu, petani tidak pernah untung,” keluhnya.
Namun, berkat pendampingan Itera, Sabto kini punya harapan baru. Ia mulai memproduksi tepung mocaf secara mandiri dan bahkan menerima pasokan singkong dari petani lain untuk diolah, meski dalam jumlah terbatas.
“Hadirnya Itera memberi angin segar bagi kami. Hasil olahan mocaf ini jauh lebih menjanjikan. Kami hanya berharap pemerintah ikut membantu membuka pasar agar produk mocaf bisa terserap lebih luas,” ujarnya penuh harap.
Sementara itu, mahasiswa Itera, Muhammad Ujianto Trepsilo, yang terlibat dalam pengembangan usaha mocaf, menuturkan pendampingan ini sudah berjalan sejak 2024 melalui berbagai program seperti Program Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa, KKN tematik, hingga Program Kreativitas Mahasiswa – Pengabdian Berbasis Desa Binaan (PKM-PDB).
“Produk mocaf masih baru bagi masyarakat, jadi tantangan terbesarnya adalah pemasaran dan peningkatan kualitas produksi,” jelasnya.
Meski begitu, ia yakin kerja sama antara dosen, mahasiswa, dan masyarakat ini bisa menjadi model pengabdian kampus yang berdampak langsung bagi kesejahteraan petani.
“Kami berterima kasih kepada Itera dan bapak rektor yang telah hadir langsung memberi pendampingan. Semoga kegiatan ini bisa jadi solusi nyata bagi petani singkong dan menjadi contoh bagi daerah lain,” imbuhnya