Pencemaran Limbah Diduga Oli Kian Hantui Masyarakat Pesisir Lampung

Bandar Lampung, IDN Times - Kasus pencemaran lingkungan di perairan Pesisir Laut Lampung masih acapkali terjadi. Temuan diduga limbah warna hitam pekat menyerupai minyak oli, hingga hari ini terus menghantui masyarakat tinggal di sekitar wilayah setempat.
Ironisnya, pelaku pencemaran lingkungan tersebut diduga dilakukan oleh 'perusahaan plat merah'. Berdasarkan catatan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Eksekutif Daerah Lampung kejahatan serius ini, setidaknya sudah terjadi 3 tahun berturut-turut tepatnya 2020, 2021, dan 2022.
Teranyar kasus pencemaran laut tersebut terjadi di Pesisir Panjang tepatnya di Jalan Teluk Malaka, Kelurahan Panjang Selatan, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung. Limbah menyerupai oli itu ditemukan warga pertama kali, Jumat (4/3/2022) dengan sebaran di bibir pantai kurang lebih sepanjangan 2 Kilometer (Km) dan luas pencemaran dari tepian ke tengah laut sekitar 200 meter.
Berikut IDN Times rangkum kasus pencemaran limbah di perairan Pesisir Laut Lampung.
1. Catatan pencemaran limbah di perairan Pesisir Lampung
Direktur Walhi Lampung, Irfan Tri Musri mengatakan, kejahatan lingkungan berupa pencemaran limbah mirip oli di sejumlah wilayah Pesisir Laut Lampung tercatat telah berlangsung sejak 2020, 2021, dan saat ini 2022.
Kasus 2021 menurutnya, pencemaran lingkungan di pesisir pantai terjadi di Perairan Teluk Lampung, Teluk Semaka, dan Pantai Barat Lampung. Total material limbah berhasil diangkut sebanyak 18,5 barel.
Sementara kasus teranyar 2022 dalam hasil tinjauan lapangan Walhi Lampung pencemaran serupa juga ditemukan pada titik koordinat 5°28'50.3"S 105°19'09.8"E di RT 09 Kampung Rawa Laut, Panjang, Bandar Lampung.
Menurutnya, di dekat lokasi temuan limbah di Pantai Panjang itu juga berdekatan dengan dermaga milik PT Pertamina. Jaraknya, sekitar 500 meter dan diduga limbah tersebut berasal dari tempat tersebut.
"Di lokasi Pantai Panjang terlihat limbah menyerupai oli atau minyak menempel di sepanjang garis pantai, berwarna hitam dan berbau seperti minyak solar. Dari indikasi kita, limbah ini kiriman dari sana (dermaga Pertamina) bisa dari kapal atau memang sengaja di buang," jelas Irfan.