Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ibu Sutami, Ni Ketut Genten setiap hari mencari rumput di hutan untuk pakan ternak sapi. (IDN Times/Yuko Utami)
Ibu Sutami, Ni Ketut Genten setiap hari mencari rumput di hutan untuk pakan ternak sapi. (IDN Times/Yuko Utami)

Intinya sih...

  • Kabupaten Way Kanan memiliki populasi ternak sebanyak 150.527 ekor, didominasi oleh kambing dan babi.

  • Kabupaten Tanggamus memiliki total populasi ternak sebanyak 230.004 ekor dengan fokus pada peternakan kambing dan domba.

  • Kabupaten Lampung Selatan menempati posisi ketiga dengan total populasi ternak mencapai 242.421 ekor, terutama sapi potong dan kambing.

Bandar Lampung, IDN Times - Jumlah populasi ternak di Provinsi Lampung menunjukkan angka cukup signifikan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, beberapa kabupaten memiliki kontribusi besar terhadap total populasi ternak tersebar di berbagai jenis, mulai dari sapi perah, sapi potong, kerbau, kambing, domba, hingga babi.

Tingginya angka ini mencerminkan besarnya peran sektor peternakan dalam mendukung ketahanan pangan dan perekonomian lokal di wilayah Lampung. Dari seluruh kabupaten dan kota di Lampung, lima daerah tercatat memiliki populasi ternak terbanyak.

Dominasi ini bukan tanpa alasan, sebab kelima daerah tersebut memiliki karakteristik wilayah mendukung seperti lahan pertanian luas, ketersediaan pakan alami, hingga budaya masyarakat lekat dengan usaha peternakan. Berikut ini daftar lengkap lima daerah dengan populasi ternak terbanyak di Provinsi Lampung berdasarkan data resmi BPS Lampung.

1. Kabupaten Way Kanan

Ilustrasi ternak sapi untuk korban.(IDN Times/Daruwaskita)

Way Kanan merupakan kabupaten terletak di bagian utara Provinsi Lampung dengan luas wilayah sekitar ±3.522,5 km². Wilayah ini didominasi oleh dataran tinggi dan kawasan hutan produksi sangat potensial untuk sektor agrikultur. Sebagian besar masyarakat bekerja di sektor perkebunan dan peternakan, baik sebagai pekerja kebun maupun peternak mandiri.

Kombinasi lahan luas, populasi padat di desa-desa, dan akses jalan memadai membuat sektor peternakan di daerah ini mulai tumbuh secara progresif. Dari sisi populasi ternak, Way Kanan memiliki jumlah cukup besar dan berada di peringkat kelima di provinsi.

Total ternaknya mencapai 150.527 ekor, terdiri dari 34.684 ekor sapi potong, 362 ekor kerbau, 9 ekor kuda, 101.288 ekor kambing, 2.193 ekor domba, dan 11.991 ekor babi. Peternakan di Way Kanan masih didominasi sistem tradisional dengan kandang belakang rumah atau sistem lepas.

Namun beberapa desa sudah mulai mengembangkan kelompok ternak dengan manajemen berbasis usaha kecil. Pemerintah daerah berupaya meningkatkan produktivitas melalui penyuluhan dan bantuan bibit serta memperluas akses pasar melalui kerja sama dengan koperasi ternak.

2. Kabupaten Tanggamus

Ilustrasi memberi makan ternak (Pexels.com/Christine Booth)

Kabupaten Tanggamus memiliki luas wilayah sekitar ±4.747 km² dan terletak di bagian barat Provinsi Lampung. Wilayah ini dikenal karena kekayaan alamnya meliputi perbukitan, hutan lindung, dan kebun rakyat, terutama kopi robusta yang menjadi komoditas utama.

Masyarakat di Tanggamus banyak bekerja di sektor pertanian, kehutanan, dan peternakan. Sistem sosial masyarakatnya masih tradisional juga mendukung pengelolaan ternak berbasis komunitas. Selain kopi, hasil ternak seperti kambing dan domba telah menjadi sumber ekonomi alternatif di banyak desa.

Berdasarkan data BPS Lampung, populasi ternak di Kabupaten Tanggamus mencapai total 230.004 ekor. Rinciannya adalah 15 ekor sapi perah, 6.879 ekor sapi potong, 450 ekor kerbau, 212.956 ekor kambing, dan 9.704 ekor domba.

Tanggamus unggul dalam peternakan kambing dan domba, yang sangat cocok dengan kondisi geografisnya. Hewan-hewan ini dipelihara di ladang-ladang terbuka dan perbukitan, dengan sistem penggembalaan alami.

3. Kabupaten Lampung Selatan

hewan ternak sapi (pexels.com/@pixabay)

Kabupaten Lampung Selatan memiliki luas sekitar ±2.218,8 km² dan merupakan salah satu gerbang utama Provinsi Lampung melalui Pelabuhan Bakauheni. Meskipun dikenal sebagai wilayah pesisir dengan kekuatan di sektor pariwisata dan perdagangan, Lampung Selatan juga memiliki wilayah pedalaman sangat potensial untuk pengembangan pertanian dan peternakan.

Komoditas unggulan dari sektor pertanian di antaranya adalah pisang, lada, dan jagung. Masyarakat di daerah ini banyak bekerja di sektor jasa, pertanian, dan sebagian besar di sektor peternakan terutama di kecamatan seperti Tanjung Bintang dan Jati Agung.

Ketersediaan lahan kering dan sistem pertanian ladang membuat wilayah ini cocok untuk pengembangan ternak kambing, sapi potong, dan babi. Lampung Selatan menempati posisi ketiga dalam jumlah populasi ternak terbanyak di Provinsi Lampung.

Populasinya terdiri dari 120.123 ekor sapi potong, 870 ekor kerbau, 112.258 ekor kambing, 5.487 ekor domba, dan 3.683 ekor babi, dengan total 242.421 ekor ternak. Peternakan di daerah ini umumnya dilakukan dalam skala kecil menengah dan berbasis keluarga, namun memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang lebih jauh.

Beberapa kelompok peternak juga mulai menerapkan teknologi kandang komunal dan pengolahan limbah organik sebagai pupuk, sehingga mendukung pertanian berkelanjutan. Peternakan di Lampung Selatan tidak hanya menyuplai kebutuhan lokal tetapi juga menjadi bagian dari rantai distribusi daging ke wilayah sekitar.

4. Kabupaten Lampung Timur

ilustrasi hewan ternak (pexels.com/Matthias Zomer)

Kabupaten Lampung Timur memiliki luas sekitar ±5.325 km² dan terletak di bagian timur Provinsi Lampung. Daerah ini dikenal dengan keberadaan Taman Nasional Way Kambas yang menjadi pusat konservasi gajah Sumatra serta destinasi ekowisata populer.

Selain konservasi, wilayah ini juga memiliki kekayaan alam berupa lahan pertanian luas dan subur, menjadikannya sebagai salah satu lumbung pangan provinsi. Masyarakat Lampung Timur mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan peternak.

Data populasi ternak menunjukkan Lampung Timur menempati urutan kedua sebagai daerah dengan populasi ternak terbanyak di Lampung. Total populasi ternaknya mencapai 509.410 ekor terdiri dari 153.071 ekor sapi potong, 893 ekor kerbau, 339.829 ekor kambing, 3.073 ekor domba, dan 12.544 ekor babi.

Peternakan kambing menjadi kekuatan utama di daerah ini, dengan banyak peternak kecil mengelola ternaknya secara mandiri di pekarangan rumah. Selain sebagai sumber pendapatan, ternak juga dimanfaatkan untuk kebutuhan adat dan sosial.

Pemerintah daerah telah mendorong program intensifikasi peternakan melalui bantuan bibit unggul dan pelatihan manajemen pakan. Hal ini membuat Lampung Timur menjadi wilayah strategis dalam mendukung ketahanan pangan hewani provinsi.

5. Kabupaten Lampung Tengah

Foto hewan-hewan ternak yang sedang makan (pexels.com/Mary Cherkesova)

Kabupaten Lampung Tengah merupakan daerah terluas di Provinsi Lampung dengan luas mencapai ±4.559,6 km². Terletak di bagian tengah Lampung, kabupaten ini memiliki karakteristik geografis berupa dataran rendah subur sangat mendukung aktivitas pertanian dan peternakan.

Kombinasi antara tanah subur, curah hujan merata, dan akses ke pasar menjadikan kabupaten ini sangat ideal untuk sektor peternakan, baik dalam skala kecil maupun industri. Berdasarkan data BPS Lampung, Lampung Tengah mencatat populasi ternak tertinggi di seluruh Provinsi Lampung.

Populasinya terdiri dari 1.041 ekor sapi perah, 348.164 ekor sapi potong, 2.536 ekor kerbau, 495.969 ekor kambing, 18.892 ekor domba, dan 29.730 ekor babi. Total keseluruhan populasi ternak mencapai 896.332 ekor.

Angka ini jauh melampaui kabupaten lainnya dan menunjukkan dominasi Lampung Tengah sebagai pusat peternakan rakyat dan komersial. Peternakan tersebar merata di berbagai kecamatan seperti Seputih Raman, Terbanggi Besar, hingga Kalirejo.

Peternak di daerah ini umumnya memanfaatkan sistem semi-intensif dengan pakan alami dan limbah pertanian sebagai pakan ternak. Ke depan, potensi ini masih bisa dikembangkan melalui integrasi dengan industri pengolahan hasil ternak.

Editorial Team