Inovasi Mahasiswa Unila Olah Beras jadi Produk Susu Bernilai Ekonomis

Intinya sih...
- Beras diolah menjadi susu sebagai inovasi minuman sehat
- Program KKN Universitas Lampung diversifikasi beras dan digitalisasi pemasarannya
- Susu beras dapat menjadi sumber pendapatan bagi warga desa melalui pemasaran digital
Lampung Selatan, IDN Times - Beras selama ini dikenal sebagai bahan utama untuk membuat nasi, kini mulai ditemukan dalam bentuk inovasi baru sebagai bahan baku minuman menyehatkan. Selain menjadi sumber energi utama, beras ternyata juga kaya akan berbagai nutrisi, seperti vitamin B dan mineral, yang bermanfaat bagi tubuh.
Salah satu inovasi alternatif menarik dari olahan beras dilakukan Mahasiswa KKN Universitas Lampung adalah diversifikasi beras menjadi susu. Inovasi itu sosialisasikan di Desa Sukamaju, Kecamatan Way Sulan, Lampung Selatan.
Tak hanya mengajari masyarakat cara mengolah beras menjadi susu, mahasiswa KKN juga memberikan materi mengenai digitalisasi pemasarannya.
1. Inovasi susu beras membuka kesempatan baru bagi Desa Sukamaju
Salah satu mahasiswa KKN, Titis menyampaikan, program kerja tersebut dilakukan karena Desa Sukamaju memiliki hasil panen beras melimpah, namun pemanfaatannya masih terbatas pada konsumsi sehari-hari atau dijual dalam bentuk mentah. Padahal, beras juga memiliki potensi tinggi untuk diolah menjadi produk alternatif lebih inovatif.
“Susu beras menjadi alternatif sehat bagi masyarakat dengan intoleransi laktosa atau alergi terhadap susu sapi, serta rendah lemak dan kolesterol, sehingga cocok untuk gaya hidup sehat,” kata Titis, Senin (17/2/2025).
Titi menjelaskan, pelaksanaan program ini dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama dilakukan presentasi secara langsung mengenai manfaat diversifikasi produk beras, pasar potensi susu beras, serta strategi digitalisasi pemasaran. Kemudian, tahap kedua peningkatan pembuatan susu beras secara langsung, mulai dari proses pengolahan hingga pengemasan yang baik dan higienis agar produk memiliki daya tarik dan ketahanan lebih lama.
Menurut Titis, program kerja kedua ini dinilai berkesinambungan karena digitalisasi pemasaran penting untuk meningkatkan daya saing produk lokal dan memperluas jangkauan penjualan.
"Produk lokal seperti susu beras ini dapat berkembang menjadi sumber pendapatan bagi warga desa melalui pemasaran secara digital, sehingga produk tersebut dapat meningkatkan daya saing produk lokal dan memperluas jangkauan pasar," jelasnya.
2. Manfaat dan tantangan susu beras sebagai inovasi produk baru
Lebih lanjut Titis menjelaskan, ada banyak manfaat didapat dari inovasi tersebut namun dalam proses produksi susu beras terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, mulai dari ketahanan produk, cita rasa, hingga penerimaan pasar. Dari segi ketahanan, menurutnya susu beras memiliki masa simpan selama satu sampai tiga hari dalam lemari es. Dari segi cita rasa, susu beras cenderung lebih ringan dibandingkan susu sapi.
Sementara dari bidang penerimaan pasar juga perlu diperhatikan, karena tidak semua masyarakat familiar dengan susu beras, sehingga edukasi dan promosi yang tepat sangat penting agar produk ini bisa diterima dan bertahan jangka panjang di pasaran.
3. Meningkatkan kesejahteraan Desa Sukamaju melalui inovasi dan digitalisasi
Titis mengatakan, masyarakat memberikan respon yang sangat positif terhadap program ini, khususnya para ibu PKK. Masyarakat juga merasa wawasan baru yang didapat menjadi peluang bagi mereka untuk menjangkau pasar yang lebih luas, sehingga mampu meningkatkan nilai penjualan beras sebagai komoditas utama Desa Sukamaju.
Ia berharap, program ini dapat terus berlanjut dan dikembangkan terutama dalam inovasi pengolahan hasil pertanian, serta dapat membantu para pelaku usaha lokal memperluas jangkauan pasar melalui pemasaran secara digital.
"Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan perekonomian desa dapat tumbuh secara berkelanjutan, menciptakan kemandirian ekonomi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sukamaju," harapnya.