Ilustrasi beras. (IDN Times/Hana Adi Perdana)
Salah satu mahasiswa KKN, Titis menyampaikan, program kerja tersebut dilakukan karena Desa Sukamaju memiliki hasil panen beras melimpah, namun pemanfaatannya masih terbatas pada konsumsi sehari-hari atau dijual dalam bentuk mentah. Padahal, beras juga memiliki potensi tinggi untuk diolah menjadi produk alternatif lebih inovatif.
“Susu beras menjadi alternatif sehat bagi masyarakat dengan intoleransi laktosa atau alergi terhadap susu sapi, serta rendah lemak dan kolesterol, sehingga cocok untuk gaya hidup sehat,” kata Titis, Senin (17/2/2025).
Titi menjelaskan, pelaksanaan program ini dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama dilakukan presentasi secara langsung mengenai manfaat diversifikasi produk beras, pasar potensi susu beras, serta strategi digitalisasi pemasaran. Kemudian, tahap kedua peningkatan pembuatan susu beras secara langsung, mulai dari proses pengolahan hingga pengemasan yang baik dan higienis agar produk memiliki daya tarik dan ketahanan lebih lama.
Menurut Titis, program kerja kedua ini dinilai berkesinambungan karena digitalisasi pemasaran penting untuk meningkatkan daya saing produk lokal dan memperluas jangkauan penjualan.
"Produk lokal seperti susu beras ini dapat berkembang menjadi sumber pendapatan bagi warga desa melalui pemasaran secara digital, sehingga produk tersebut dapat meningkatkan daya saing produk lokal dan memperluas jangkauan pasar," jelasnya.