Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Heboh! Ratusan Ikan Lompat ke Bibir Pantai Kota Agung Tanggamus

Masyarakat di Pantai Kota Agung berlomba mengumpulkan ikan melompat ke bibir pantai. (IDN Times/Istimewa).

Tanggamus, IDN Times - Masyarakat pesisir di sekitar Pelabuhan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus dihebohkan peristiwa ratusan ikan melompat ke bibir pantai setempat.

Dari video diterima IDN Times, sejumlah warga nampak berlomba-lomba berupaya mengumpulkan dan menangkap ratusan ikan yang terus memenuhi pinggiran pantai. Peristiwa ini terekam berlangsung pada malam hari.

"Tuh ikan tuh ya Allah naik ke atas, hei ikan apa ini ya Allah, ikannya naik ke atas ya Allah lihat tuh. Buruan-buruan, ikan apa ini," terdengar suara wanita perekam video.

"Pantai Kota Agung, ikannya naik ke atas guys. Mana plastik, ya Allah ikannya naik ke atas, semoga berkah ya Allah, selamet, selamet, selamet. Semoga rezeki ya Allah," lanjut seraya terus memperlihatkan peristiwa tak biasa tersebut.

1. Disebut fenomena Upwelling

Ilustrasi fenomena ikan melompat ke bibir pantai. (Dok. BMKG Lampung).

Terkait fenomena tersebut, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Panjang, Tarjono mengatakan, peristiwa ini merupakan fenomena biasa dan disebut Upwelling, karena adanya perbedaan suhu dipermukaan dan dibawah laut.

"Jadi karena adanya air laut yang dingin naik ke permukaan dan air laut yang dingin, itu membawa unsur hara dan klorofil ke permukaan perairan," katanya dikonfirmasi, Rabu (6/11/2024).

Dikatakan, fenomena ini membawa sumber makanan untuk ikan kecil, sehingga ikan-ikan tersebut berkumpul dan berebut memakan hara dan klorofil. "Fenomena ini sering terjadi di musim-musim tertentu, seperti saat angin musim barat seperti sekarang ini yang membawa arus lebih kuat ke perairan Indonesia," tambahnya.

2. Biasa terjadi di masa pancaroba

Masyarakat di Pantai Kota Agung berlomba mengumpulkan ikan melompat ke bibir pantai. (IDN Times/Istimewa).

Menurut Tarjono, umumnya peristiwa tersebut terjadi pada periode Juli, namun hal tersebut juga bisa terjadi di akhir tahun karena memasuki musim pancaroba atau masa peralihan cuaca dari musim kemarau ke penghujan.

"Di Kota Agung juga kemarin hujan sehingga memungkinkan terjadinya fenomena tersebut yang disebabkan adanya perbedaan suhu lautnya," ucapnya.

3. Peristiwa tak selalu terkait dengan gempa bumi atau tsunami

ilustrasi gempa (IDN Times/Esti Suryani)

Tarjono menambahkan, fenomena ini kadang dihubungkan dengan gempa bumi atau tsunami, meski tidak selalu memiliki korelasi yang jelas. Dalam beberapa laporan, ikan bermigrasi ke pantai secara mendadak diduga terjadi sebelum gempa besar.

Menurutnya, para ilmuwan menyatakan bahwa ikan sangat sensitif terhadap perubahan kecil di lingkungan mereka, seperti perubahan tekanan bawah laut, namun ini tidak berarti fenomena ini selalu terkait dengan gempa.

"BMKG terus memantau aktivitas seismik dan menyampaikan informasi jika ada potensi bahaya. Namun, penting bagi masyarakat untuk tidak panik dan tetap menunggu informasi resmi dari BMKG terkait potensi gempa atau tsunami, karena fenomena ikan mendekat ke pantai juga sering terjadi karena faktor-faktor lain yang lebih umum dan tidak berbahaya," katanya.

Share
Topics
Editorial Team
Tama Wiguna
Yogie Fadila
Tama Wiguna
EditorTama Wiguna
Follow Us