Hari Toilet Sedunia, Ada Musik Tepi Sungai demi Kesadaran Sanitasi

- YSC Indonesia dan mitra gelar acara "Musik Tepi Sungai" di Bandar Lampung untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan sanitasi.
- Toilet dianggap simbol perdamaian dan kemajuan, namun masih banyak orang yang terancam sanitasinya oleh konflik, perubahan iklim, bencana, dan pengabaian.
- Acara Musik Tepi Sungai berhasil menghadirkan suasana edukasi yang menyenangkan dengan pendekatan sosial-budaya serta mendukung target SDGs ke-6 tentang akses air bersih dan sanitasi layak.
Bandar Lampung, IDN Times – Dalam rangka memperingati Hari Toilet Sedunia 2024, Youth Sanitation Concern (YSC) Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) dan komunitas Pemuda RT 046 Kampung Gudang Agen, Kelurahan Pesawahan, menggelar acara bertajuk "Musik Tepi Sungai".
Acara ini berlangsung, Sabtu (30/11/2024) di tepi Sungai Way Belau, Teluk Betung, Bandar Lampung. Koordinator YSC, Iffah Rachmi, menyampaikan konsep acara ini memadukan seni, musik dan edukasi dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanitasi.
"Sanitasi yang layak untuk menciptakan lingkungan sehat sekaligus mencegah penyebaran penyakit," katanya.
1. Pesan utama

Iffah menjelaskan, toilet memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, terutama bisa untuk kesehatan masyarakat juga.
“Toilet bukan hanya tempat pribadi, tapi juga simbol perdamaian, perlindungan, dan kemajuan. Sayangnya, bagi miliaran orang, sanitasi masih terancam oleh konflik, perubahan iklim, bencana, hingga pengabaian,” ungkapnya.
Iffah juga menyoroti pentingnya investasi di bidang sanitasi terutama untuk kehidupan anak. “Sanitasi adalah hak asasi manusia yang melindungi martabat setiap orang. Hal ini khususnya berdampak besar pada kehidupan perempuan dan anak perempuan,” tambahnya.
2. Jadikan musik dan seni sebagai media kampanye

Iffah membeberkan dengan pendekatan sosial-budaya, acara Musik Tepi Sungai berhasil menghadirkan suasana edukasi yang menyenangkan.
Lebih lanjut ia menuturkan, pemilihan tepi sungai sebagai lokasi acara memiliki makna simbolis. Mengingat sungai sering kali menjadi refleksi kehidupan masyarakat sekitar.
Namun, pengelolaan sanitasi yang buruk berpotensi mencemari sungai, sehingga acara ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. "Melalui musik, drama, dan instalasi seni bertema air, sanitasi, dan lingkungan, acara ini menjadi ruang belajar bersama untuk mendorong perubahan perilaku menuju gaya hidup yang lebih sehat," jelasnya.
3. Dukungan pada SDGs 2030

Acara ini sekaligus mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs) ke-6, yaitu memastikan akses terhadap air bersih dan sanitasi layak untuk semua pada tahun 2030.
Selain itu, Iffah menyampaikan "Musik Tepi Sungai" mengingatkan masyarakat akan bahaya penyakit akibat sanitasi yang buruk, seperti diare yang sering kali dianggap sepele namun memiliki risiko mematikan.
“Melalui acara ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk sadar akan bahaya sanitasi yang tidak sehat dan mengubah perilaku ke arah yang lebih baik demi masa depan yang lebih sehat,” ucapnya.
Ia membeberkan dalam kegiatan ini pihaknya melibatkan anak-anak muda dari komunitas Pemuda Gudang Agen juga terlibat aktif sebagai agen penggerak dalam proses kreatif acara ini.
"Mereka menciptakan karya seni yang menggabungkan pesan edukasi dengan hiburan, menciptakan momentum yang berarti bagi masyarakat pesisir," bebernya.
Ia berharap, adanya kegiatan ini akan menjadi inspirasi bagi wilayah lain untuk mengadakan kegiatan serupa yang menggabungkan seni, budaya, dan edukasi guna menciptakan perubahan positif bagi masyarakat dan lingkungan.