Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Fight Night yang digelar oleh Pertina Lampung di PKOR Way Halim. (IDN Times/KONI Lampung)
Fight Night yang digelar oleh Pertina Lampung di PKOR Way Halim. (IDN Times/KONI Lampung)

Intinya sih...

  • Ide Fight Night sebagai terobosan brilian untuk atlet merasakan atmosfer kompetisi dan menghindari kejenuhan latihan.

  • Format pertandingan reguler antar-atlet bisa menjadi role model bagi cabang olahraga lain, seperti bulutangkis, voli, basket, biliar, dan catur.

  • Lebih dari 300 petinju aktif dibina oleh Pertina Lampung, dengan ajang Fight Night sebagai upaya mempersatukan dan mengukur hasil latihan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times – Latihan tinju biasanya identik dengan rutinitas di sasana sparing, teknik, fisik, dan pengulangan strategi. Tapi Pertina Lampung mencoba sesuatu yang berbeda lewat Fight Night, ajang yang mempertemukan petinju dari berbagai sasana dalam pertandingan nyata.

Ketua Umum KONI Lampung, Taufik Hidayat mengatakan pertandingan ini bukan sekadar hiburan, ajang ini sekaligus menjadi laboratorium pembinaan mental dan fisik bagi ratusan petinju Lampung. "Lebih dari 50 partai tersaji dari kelas Mini Junior hingga Elite, putra dan putri," katanya, Rabu (24/9/2025).

1. Latihan yang jadi pertandingan

Ketua KONI Lampung, Taufik Hidayat saat hadir di Fight Night. (IDN Times/KONI Lampung)

Taufik menyebut, ide Fight Night sebagai terobosan brilian. Menurutnya, atlet tak bisa terus-menerus hanya mengulang latihan tanpa merasakan atmosfer kompetisi.

“Sesekali mereka harus mengeluarkan kemampuan maksimal di ring. Kalau hanya latihan bisa bikin jenuh,” ujarnya.

Menariknya, konsep ini mulai dilirik atlet luar Lampung. Beberapa petinju dari Sumatera Selatan, Bengkulu, hingga Banten ikut meramaikan.

2. Bisa jadi role model

Fight Night yang digelar oleh Pertina Lampung di PKOR Way Halim. (IDN Times/KONI Lampung)

Format pertandingan reguler antar-atlet ini dinilai bisa jadi model untuk cabang olahraga lain. Taufik mencontohkan bulutangkis, voli, basket, bahkan biliar dan catur.

“Bukan sesuatu yang rumit, tinggal disesuaikan karakteristik cabornya. Justru model seperti ini bisa bikin atmosfer kompetisi lebih hidup,” tambahnya.

3. 300 Petinju aktif dibina Pertina Lampung

Ilustrasi olahraga tinju. (Pexels.com/Sides Imagery)

Ketua Pertina Lampung, Hermanto, mengatakan, saat ini ada lebih dari 300 petinju aktif yang tersebar di berbagai sasana di Bandar Lampung dan kabupaten lain.

“Fight Night jadi ajang yang mempersatukan sekaligus mengukur hasil latihan. Kami juga mulai menerapkan sport science dalam pola pembinaan,” jelas Hermanto.

Ia menegaskan, sinergi dengan KONI dan berbagai pihak akan membuat program ini berkelanjutan. “Kami ingin Lampung jadi salah satu lumbung atlet tinju nasional,” katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team