Fakta Menarik Festival Seni Bahasa Lampung, Pertama dalam Sejarah

Intinya sih...
- Rumah kebudayaan Kober akan menggelar pertunjukan seni bergengsi pertama kali diadakan di Lampung bahkan dunia, bertajuk "Menatap Tubuh Bahasa: Festival Seni Bahasa Lampung."
- Bahasa Daerah Lampung Pepadun dan Lampung Pesisir akan digunakan dalam pertunjukan tanpa penerjemah untuk memasyarakatkan Bahasa Lampung.
- Berdasarkan riset pakar sosiolinguistik, Bahasa Lampung diprediksi punah dalam 36 tahun mendatang, sehingga penting untuk melestarikan bahasa tersebut.
Bandar Lampung, IDN Times - Rumah kebudayaan Komunitas Berkat Yakin (Kober) akan menggelar pertunjukan seni bergengsi pertama kali diadakan di Lampung bahkan dunia, bertajuk "Menatap Tubuh Bahasa: Festival Seni Bahasa Lampung. Bekerjasama dengan Kemendikbudristek RI, Kober menggandeng para kelompok seni di Lampung menggelar pertunjukan teater, puisi hingga musik tradisional Lampung pada 22-28 Juli 2024 mendatang.
Menariknya, pertunjukan akan berlangsung di Taman Budaya Lampung itu hanya menggunakan Bahasa Daerah Lampung Pepadun dan Lampung Pesisir tanpa penerjemah. Menurut Budayawan Lampung Alexander ini merupakan kali pertama pegiat seni di Lampung menggunakan bahasa daerah Lampung dalam pertunjukan seni teater, puisi dan musik.
"Kalau nanti waktu nonton gak ngerti artinya dan bingung ya gak papa. Justru ini menarik dan ini sebuah tawaran dari Kober untuk memasyarakatkan Bahasa Lampung," kata ketua Kober itu dalam konferensi pers “Menatap Tubuh Bahasa: Festival Seni Bahasa Lampung" di Bandar Lampung, Senin (15/7/2024).
1. Bahasa Lampung diprediksi punah 36 tahun lagi
Alexander GB menjelaskan, pertunjukan tersebut berangkat dari kegelisahan para seniman Kober terkait punahnya Bahasa Lampung dalam waktu 36 tahun mendatang. Menurutnya, pernyataan tersebut muncul berdasarkan riset pakar sosiolinguistik, Prof Hasyim Gunawan (1984) tentang Bahasa Lampung diprediksi akan punah dalam 3 generasi yang berarti 75 tahun dari tahun 1984.
Alexander mengatakan, Data Badan Bahasa Kemendikbud tahun 2022 menyatakan sebanyak 139 bahasa daerah di Indonesia terancam punah dan bahasa Lampung berada di antaranya. Bahkan, saat ini bahasa Lampung merupakan bahasa minoritas di Provinsinya sendiri.
"Saat ini, bahasa Lampung menjadi tamu di rumah sendiri. Kalau Bahasa Lampung punah artinya kebudayaan Lampung lama-lama akan hilang. Itulah yang jadi isu utama Kober dalam pertunjukan ini," ujarnya.
2. Kendala selama latihan, banyak diksi tak familiar dalam bahasa Lampung
Lebih lanjut laki-laki akrab disapa GB tersebut menyampaikan terkait proses persiapan pertunjukan saat ini sudah mencapai 90 persen. Menurutnya, memang tak mudah menyiapkan pertunjukan seni menggunakan bahasa Lampung karena terbatasnya jumlah penerjemah memahami sesuai konteks terjemahan.
"Dari para aktor sampai penerjemah itu ada banyak kendala bahasa. Karena ada banyak istilah atau diksi yang ternyata jarang digunakan dalam bahasa Lampung seperti gerimis, kangen, cinta dan lainnya. Tapi melalui proses ini kami seperti melihat bahasa kembali dan bertanya ke generasi sebelumnya," terangnya.
Selain itu, ketersediaan aktor teater suku Lampung menurutnya juga sangat terbatas. Mengingat jumlah etnis Lampung berdasar sensus penduduk 2010 hanya 13,82 persen dari total penduduk Lampung. Namun menurut GB hal itu tak menyurutkan semangat para pemain meski bukan berasal dari suku Lampung. Bahkan tak butuh waktu lama para aktor mampu menyerap penggunaan bahasa Lampung dalam pertunjukam tersebut.
"Kami juga kesulitan menemukan diksi puitik dari bahasa Indonesia ke bahasa Lampung yang menarik. Karena gak bisa diterjemahkan per kata takutnya konteksnya bisa hilang. Belum lagi harus mencocokkan secara lisan, kira-kira sudah pas belum kalau diucapkan. Tapi proses teater itu kami anggap sebagai proses memasyarakatkan bahasa Lampung," jelasnya.
3. Deretan pertunjukan festival selama sepekan
Alexander GB menambahkan, selama satu pekan acara berlangsung, penonton akan disuguhkan Festival Teater Berbahasa Lampung, baru pertama kali diselenggarakan di Lampung dan diikuti sebanyak 10 grup teater se-Lampung.
Kelompok-kelompok itu tersebar dari Bandar Lampung, Metro, Pesawaran, Lampung Barat, Kotabumi (Lampung Utara). Selama 4 hari, masyarakat dapat menikmati 10 pertunjukan teater berbahasa Lampung di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung.
Kemudian, penikmat puisi juga akan disuguhkan pameran puisi dalam instalasi 120 puisi yakni 60 puisi berbahasa Indonesia (bahasa asal) dan 60 puisi berbahasa Lampung (bahasa terjemahan).
Pameran Puisi Berbahasa Lampung ini menurut GB, berangkat dari proses kuratorial 60 puisi karya penyair nasional yang kemudian diterjemahkan oleh para penerjemah terpilih (penutur jati bahasa Lampung) ke dalam Bahasa Lampung.
"Puisi-puisi yang sudah diterjemahkan lantas didesain dan disusun dalam format pameran yang akan digelar selama sepekan (22-28 Juli 2024) di Ruang Pameran Taman Budaya Lampung," jelasnya.
Sedangkan bagi pecinta musik bisa datang pada 28 Juli, akan ada penampilan lagu klasik berbahasa Lampung suguhan dari grup musik tradisi Lampung, Orkes Bada Isya.