Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251008-WA0026.jpg
Tim Dosen Itera ujicoba inovasi tambak pintar di CV Sebalang Berkah, Desa Tarahan, Lampung Selatan. (Dok. Itera).

Intinya sih...

  • App Smart Farm memantau kualitas air dan mengatur pakan otomatis serta aerator secara real-time via smartphone, meningkatkan efisiensi dan ramah lingkungan.

  • Riset inovasi melibatkan mahasiswa Itera dan didukung oleh Kemendiktisaintek, memberikan dampak sosial dan ekonomi serta edukatif bagi mahasiswa.

  • Inovasi tambak pintar mendapat apresiasi dari petambak dan pakar, diharapkan dapat diadopsi secara luas untuk meningkatkan produksi udang nasional.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lampung Selatan, IDN Times – Tim dosen Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengembangkan inovasi tambak udang berbasis Internet of Things (IoT) terintegrasi dengan energi surya dan angin pertama di Provinsi Lampung.

Inovasi tambak pintar ini digagas tim dosen Itera terdiri dari Aidil Afriansyah, Ilham Firman Ashari, Hafiz Budi Firmansyah, dan Sabar serta telah diuji coba di CV Sebalang Berkah, Desa Tarahan, Lampung Selatan.

"Teknologi ini tak hanya membuat pengelolaan tambak lebih efisien, tapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan," ujar Ketua Tim Peneliti, Aidil Afriansyah, Rabu (8/10/2025).

1. Jawaban atas tantangan petambak

Tim Dosen Itera ujicoba inovasi tambak pintar di CV Sebalang Berkah, Desa Tarahan, Lampung Selatan. (Dok. Itera).

Melalui sistem bernama “App Smart Farm”, Aidil mengatakan, para petambak kini bisa memantau kualitas air mulai dari tingkat kualitas pH, suhu, salinitas, hingga kekeruhan. Termasuk mengatur pakan otomatis dan aerator secara real-time via smartphone.

Lebih lanjut ia menjelaskan, ide ini lahir dari keresahan petambak terhadap metode tradisional yang masih bergantung pada tenaga manual. Menurutnya, sistem dikembangkan tak hanya fokus pada otomatisasi tapi juga pada efisiensi energi.

Itera menggabungkan panel surya dan turbin angin, untuk memasok daya ke seluruh sistem tambak menjadikan mandiri tanpa ketergantungan pada listrik PLN

“Selama ini, pemberian pakan sering tidak akurat dan boros. Sisa pakan menumpuk, kualitas air turun, dan listrik banyak terbuang karena aerator terus menyala tanpa kontrol,” terangnya.

2. Lewat riset kolaboratif dan edukatif

Tim Dosen Itera ujicoba inovasi tambak pintar di CV Sebalang Berkah, Desa Tarahan, Lampung Selatan. (Dok. Itera).

Aidil melanjutkan, proyek riset inovasi ini sudah berlangsung sejak Agustus hingga Oktober 2025 sekaligus menjadi wadah pembelajaran langsung bagi mahasiswa Itera. Mereka terlibat dalam seluruh proses mulai dari desain, pengujian laboratorium, hingga implementasi di lapangan.

Selain itu, kegiatan ini turut didukung oleh Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek melalui program hilirisasi riset pengujian model dan prototipe 2025.

“Mahasiswa belajar langsung bagaimana teknologi bisa memberi dampak sosial dan ekonomi. Itera mendorong agar hasil riset kampus dapat diterapkan langsung di industri dan masyarakat," ucapnya.

3. Tuai apresiasi dari petambak dan pakar

Tim Dosen Itera ujicoba inovasi tambak pintar di CV Sebalang Berkah, Desa Tarahan, Lampung Selatan. (Dok. Itera).

Aidil menambahkan, demo prototipe di CV Sebalang Berkah dihadiri 30 petambak, termasuk pemiliknya, Diang Adistya. Ia menilai inovasi ini bisa menjadi game changer bagi sektor budidaya udang.

“Kemampuan memantau dan mengontrol tambak dari mana saja adalah terobosan besar. Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga keberlanjutan,” katanya.

Selain itu, uji validitas sistem juga melibatkan Dr. Munti Sarida, pakar budidaya perikanan Universitas Lampung memberikan penilaian, sensor kualitas air sistem ini memiliki akurasi tinggi dan data yang sangat relevan dengan kebutuhan lapangan.

Termasuk, pakar sistem tenaga listrik Herri Gusmedi menegaskan, integrasi energi terbarukan menjawab tantangan keterbatasan listrik di area tambak. Sedangkan Resty Annisa memastikan sistem perangkat keras dan lunak bekerja stabil di semua kondisi.

"Dengan hasil uji positif, tim berharap teknologi Smart Aquaculture ini dapat diadopsi secara luas oleh petambak di berbagai daerah. Ini bukti nyata peran perguruan tinggi dalam membantu masyarakat dan mendukung program pemerintah, untuk meningkatkan produksi udang nasional,” imbuhnya.

Editorial Team