Dosen UIN RIL Tampil di Konferensional Bergengsi di Hong Kong

- Tika Febriyani, dosen UIN Raden Intan Lampung, menjadi presenter di konferensi internasional ICLT 2025 di Hong Kong.
- Bersama tiga dosen lainnya, Tika mempresentasikan paper tentang pengembangan kurikulum global dengan pendekatan bibliometrik dan tinjauan literatur.
- Penelitian Tika menegaskan pentingnya perencanaan kurikulum matang dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan responsif terhadap isu sosial serta kebutuhan lokal.
Bandar Lampung, IDN Times - Tika Febriyani, dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam (BKPI) UIN Raden Intan Lampung, mencatatkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Ia tampil sebagai salah satu presenter dalam The 9th International Conference on Learning and Teaching 2025 (ICLT 2025) yang digelar oleh The Education University of Hong Kong (EdUHK) pada 21–23 Mei 2025 di Tai Po, New Territories, Hong Kong.
Mengusung tema “Learning and Teaching for Future Readiness”, konferensi ini menjadi ajang berkumpulnya ratusan akademisi dari berbagai negara seperti Indonesia, Australia, Hong Kong, Jepang, Kanada, Jerman, Amerika Serikat, Rusia, Prancis, dan masih banyak lagi. Acara ini membahas berbagai inovasi pendidikan dalam menghadapi tantangan masa depan.
1. Angkat isu pengembangan kurikulum global lewat analisis bibliometrik

Tika mempresentasikan paper berjudul “Reveal of Curriculum Development: Bibliometric Analysis and Literature Review”, hasil kolaborasinya dengan tiga dosen BKPI UIN Raden Intan Lampung lainnya yakni, Iqbal, Ali Murtadho, dan Rika Damayanti.
Ia menjelaskan, penelitian ini memetakan tema-tema dominan maupun yang kurang diperhatikan dalam pengembangan kurikulum global dengan menggunakan pendekatan bibliometrik dan tinjauan literatur. “Topik yang paling sering diteliti adalah curriculum, medical education, dan program development. Sedangkan yang paling sedikit adalah needs assessment dan educational measurement,” jelasnya.
2. Indonesia masuk daftar negara paling produktif dalam penelitian kurikulum

Tika juga membeberkan daftar negara yang paling aktif menerbitkan artikel ilmiah terkait pengembangan kurikulum. Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Australia, Kanada, Tiongkok, Indonesia, Afrika Selatan, Belanda, dan Malaysia menempati posisi teratas.
Sebaliknya, beberapa negara tercatat hanya menyumbang satu artikel saja, di antaranya Argentina, Azerbaijan, Kuba, El Salvador, Islandia, Irak, Jamaika, Kirgizstan, Mozambik, Makedonia Utara, dan Kepulauan Solomon.
3. Kurikulum matang berperan penting hadapi tantangan pendidikan masa depan

Tika menegaskan pentingnya perencanaan kurikulum matang dalam dunia pendidikan. Menurutnya, kurikulum yang tidak dipersiapkan dengan baik dapat mengakibatkan ketidaksesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), penurunan mutu pendidikan, hingga ketimpangan antara kebutuhan siswa dan materi pembelajaran.
Namun, jika kurikulum dirancang secara tepat, dampaknya sangat positif. “Kurikulum yang baik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, memperkuat keterampilan abad ke-21, serta responsif terhadap isu sosial dan kebutuhan lokal,” paparnya.
Konferensi ICLT 2025 ini juga menghadirkan para pakar pendidikan ternama dunia seperti Professor Yu Shengquan (Tiongkok), Professor Lim Cher Ping (Hong Kong), Professor William Straw (Kanada), Professor Deng Zongyi (Inggris), dan Professor Hong Ji (Amerika Serikat).
Selain presentasi ilmiah, berbagai topik penting turut dibahas seperti AI, Metaverse dan Pendidikan STEAM, Pengajaran Virtual dan Blended, Humaniora Baru, Pendidikan Nilai, Etika dan Kesejahteraan Guru, Kepemimpinan Pendidikan, serta Pengembangan Kurikulum untuk Masa Depan.