Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), Dosen Program Studi Rekayasa Kehutanan Itera Memberdayakan Kelompok Tani Hutan (KTH) Wono Harjo, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), Dosen Program Studi Rekayasa Kehutanan Itera Memberdayakan Kelompok Tani Hutan (KTH) Wono Harjo, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran (Dok.Itera)

Intinya sih...

  • Buah pala memiliki potensi besar sebagai bahan baku produk kesehatan alami

  • Limbah olahan pala dapat dijadikan pupuk organik dan bahan baku produk turunan lainnya

  • Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi hutan secara berkelanjutan dan memberi dampak ekonomi nyata bagi masyarakat

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lampung Selatan, IDN Times - Institut Teknologi Sumatera (Itera) mendorong inovasi berbasis potensi lokal. Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), dosen Program Studi Rekayasa Kehutanan Itera memberdayakan Kelompok Tani Hutan (KTH) Wono Harjo, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, untuk mengolah buah pala menjadi produk permen herbal bernilai ekonomi tinggi.

Kegiatan pelatihan digelar beberapa waktu lalu ini diketuai oleh Maeda Wahyuningrum, melibatkan tim dosen dan mahasiswa Rekayasa Kehutanan Itera. Pelatihan berlangsung di Balai Kelompok Tani Hutan Wono Harjo dan diikuti anggota kelompok tani serta masyarakat sekitar. Antusiasme peserta terlihat sejak awal, terutama karena produk permen pala ini dinilai memiliki peluang pasar cukup menjanjikan.

1. Buah pala memiliki potensi besar

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), Dosen Program Studi Rekayasa Kehutanan Itera Memberdayakan Kelompok Tani Hutan (KTH) Wono Harjo, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran (Dok.Itera)

Maeda menjelaskan, pelatihan dirancang tidak sekadar mengajarkan teknik pembuatan permen herbal, tetapi juga mencakup bagaimana menjaga kandungan bioaktif alami pala agar manfaatnya tetap terjaga.

“Buah pala memiliki potensi besar, tidak hanya sebagai rempah, tetapi juga sebagai bahan baku produk kesehatan alami. Melalui pelatihan ini, kami ingin masyarakat mampu menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya hutan,” ujarnya.

2. Limbah olahan pala bisa jadi pupuk organik

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), Dosen Program Studi Rekayasa Kehutanan Itera Memberdayakan Kelompok Tani Hutan (KTH) Wono Harjo, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran (Dok.Itera)

Selain itu, menurut Maeda, peserta juga dibekali strategi pengemasan dan pemasaran agar produk olahan pala lebih menarik minat konsumen. Pendekatan ekonomi sirkular juga diperkenalkan, di mana limbah hasil olahan pala dimanfaatkan kembali menjadi pupuk organik atau bahan baku produk turunan lainnya.

"Program ini merupakan bagian dari Hibah Pengabdian kepada Masyarakat Itera Tahun 2025, berdasarkan Nomor Kontrak: 1999ag/IT9.2.1/PM.01.01/2025. Dukungan hibah tersebut memungkinkan tim dosen untuk memberikan pelatihan aplikatif dan pendampingan lanjutan kepada masyarakat desa hutan," jelasnya.

3. Kembangkan potensi hutan secara berkelanjutan

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), Dosen Program Studi Rekayasa Kehutanan Itera Memberdayakan Kelompok Tani Hutan (KTH) Wono Harjo, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran (Dok.Itera)

Melalui kegiatan ini, pihaknya berharap, KTH Wono Harjo dapat menjadi contoh kelompok tani hutan produktif dan inovatif. Selain itu, masyarakat diharapkan mampu mengembangkan diversifikasi produk hasil hutan bukan kayu secara mandiri dan berkelanjutan.

"Sehingga potensi sumber daya alam lokal dapat memberi dampak ekonomi nyata bagi warga sekitar hutan," harapnya.

Editorial Team