Disdik Jamin Insiden Bully di SDN 1 Teluk Pandan Tak Terulang

Pesawaran, IDN Times - Dinas Pendidikan (Disdik) Pesawaran angkat bicara ihwal peristiwa perundungan alias bullying sempat viral di media sosial (medsos) menimpa seorang siswi kelas 5 SDN 1 Teluk Pandan inisal SR.
Koordinator Kecamatan (Korcam) Pendidikan Kecamatan Teluk Pandan, Salam mengatakan, pihak-pihak berselisih baik korban maupun pelaku telah saling berdamai dan memaafkan. Para orang tua dan wali pelaku bully telah diminta menandatangani surat perjanjian.
"Kami di sini menjamin bahwa kegiatan pembullyan itu tidak akan terjadi lagi. Orang tua (pelaku) juga sudah berjanji di atas materai, agar anaknya tidak mengulangi kejadian seperti ini lagi," ujarnya saat dimintai keterangan, Kamis (30/11/2023).
1. Keluarga minta syarat jaminan kenyamanan dan keamanan korban
Dalam permasalahan ini, Salam menyebutkan, keluarga korban diwakili paman SR telah memberikan maaf kepada para pelaku, dengan syarat sekolah bisa menjamin siswi kelas 5 SD tersebut dapat menuntut ilmu dengan dengan nyaman dan aman.
"Syarat yang diminta keluarga itu tentunya meminta sekolah memastikan, peristiwa itu tidak akan terjadi lagi kepada korban," imbuhnya.
2. Minta para orang tua/wali murid beri pemahaman soal bullying
Ihwal spesifik pemicu peristiwa bully, Salam menyampaikan, perundungan itu diakibatkan permasalahan anak-anak. Mengingat, korban SR merupakan siswi pindahan dari Provinsi Riau dan baru bersekolah di SDN 1 Teluk Pandan selama 5 bulan terakhir.
Meski demikian, ia tetap berharap agar para orang tua maupun wali murid dapat meningkatkan pengawasan sekaligus memberikan pemahaman kepada para anak, untuk menghindari perilaku-perilaku bullying.
"Mereka ini memang masih anak-anak, jadi tidak mengerti apa yang dilakukannya bahwa tindakan itu membully kawannya sendiri," katanya.
3. Beri pendamping dan trauma healing ke korban
Ihwal langkah Disdik Pesawaran, Salam mengatakan, dinas setempat akan menggandeng instansi terkait guna memberikan pendamping hingga trauma healing kepada korban SR.
Pasalnya, pascaperistiwa bully tersebut korban SR mengalami syok hingga trauma. Itu berakibat keengganan korban masuk dan kembali bersekolah.
"Kami sudah bekerja sama dengan instasi terkait, untuk mengadakan dan memberikan semacam namanya penyehatan terhadap anak itu, supaya tidak trauma berkepanjangan dan tidak takut lagi sekolah," tandas dia.