Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20251021_121544.jpg
Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela menyambangi keluarga anak SP. (Instagram/@jihannurlela).

Intinya sih...

  • Ayah kandung SP meninggal, Ibu Emi menikah lagi dengan Teguh yang memiliki latar belakang pendidikan rendah.

  • Tindakan merantai anak bukan niat kekerasan, melainkan rasa kekhawatiran atas keselamatan korban.

  • Kasus ini menjadi alarm akses layanan publik dan pengingat bahwa kemiskinan dan minimnya akses layanan publik dapat menjerumuskan keluarga dalam tindakan keliru tanpa disadari.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times – Kasus dugaan pemasungan anak di Pemukiman Karya Tani Register 45, Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji, menyisakan kisah pilu yang kompleks dialami keluarga kecil di wilayah tersebut.

Peristiwa ini menimpa SP (6), bocah perempuan ditemukan warga dalam kondisi pergelangan kaki kanan terikat rantai besi dan terkunci gembok, yang dikaitkan pada kusen pintu rumahnya.

"Ibu E (ibu kandung SP) level masalah yang dia alami kompleks sekali, saya cerita menurut yang saya dengar dari awal ya," ujar Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela melalui unggahan pada akun resminya, Selasa (21/10/2025).

1. Ayah kandung SP meninggal

Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela menyambangi keluarga anak SP. (Instagram/@jihannurlela).

Jihan melanjutkan, Ibu Emi menikah pertama kali saat usianya baru 14 tahun dan dikaruniai seorang anak, SP. Tak lama kemudian, sang suami meninggal dunia. Lalu ia menikah kembali dengan suami keduanya, Teguh.

Keduanya disebut sama-sama memiliki latar belakang pendidikan rendah, tidak lulus bangku pendidikan sekolah dasar (SD). Dari pernikahan keduanya, pasangan ini juga dikaruniai anak, T (2) menderita penyakit jantung bawaan, labiopalatoschizis (bibir sumbing dan langit-langit terbuka), serta mengalami stunting dengan berat badan hanya sekitar 5,3 kilogram.

“Mereka tinggal di kawasan Register, sehingga sulit mengakses bantuan pemerintah. Bahkan, rumah yang mereka tempati pun statusnya hanya menumpang,” ucapnya.

2. Tegaskan bukan niat kekerasan

Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela menyambangi keluarga anak SP. (Instagram/@jihannurlela).

Lebih lanjut Jihan menerangkan, tindakan orang tua SP berujung viral lantaran merantai anaknya bukan dilandasi niat kekerasan, melainkan rasa kekhawatiran atas keselamatan korban. Pasalnya, SP pernah bermain ke sungai dan hampir hanyut.

Saat kejadian, Emi hendak membawa anak keduanya kontrol ke rumah sakit di Lampung Tengah, sementara suaminya harus bekerja sebagai buruh tani harian. "Mereka bingung harus menitipkan SP ke siapa,” katanya.

Meski demikian, ia menegaskan tindakan merantai anak tidak dibenarkan dalam kondisi apapun. Oleh karenanya, pemerintah daerah kini berupaya melakukan pendampingan secara menyeluruh terhadap keluarga tersebut.

“Kami fokus pendampingan terhadap anak-anak. InsyaAllah ananda S dan T akan dijemput untuk dilakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk asesmen persiapan operasi dan intervensi gizi,” lanjut Jihan.

3. Alarm akses layanan publik

Warga menemukan dan mengevakuasi bocah perempuan dipasung orang tuanya di Mesuji. (IDN Times/Istimewa)

Jihan menambahkan, kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa kemiskinan, keterbatasan pendidikan, dan minimnya akses layanan publik dapat menjerumuskan keluarga dalam tindakan keliru tanpa disadari.

“Bukan hanya anak yang belajar kepada orang tuanya, tapi orang tua juga belajar dari pengalaman mengasuh anaknya. Mereka berproses dan terus belajar. Kita harus melihat lebih dekat untuk tahu cerita yang sebenarnya,” imbuhnya.

Dalam kasus ini, warga Pemukiman Karya Tani Register 45, Mesuji sempat digegerkan penemuan seorang bocah perempuan dengan kondisi kaki terikat rantai besi di dalam rumahnya.

Dari video diterima IDN Times, rekaman memperlihatkan bocah perempuan mengenakan kaus dan celana panjang biru duduk terdiam di atas lantai semen dekat kusen pintu area dalam rumah. Dengan mimik wajah kebingungan, ia harus berdiam diri sambil memegang sikat gigi ditemani sebuah bantal dan sehelai kain

Selang beberapa detik, video menyoroti pergelangan kaki kanan anak tersebut diikat rantai besi terkunci gembok. "Waduh anak kecil dirantai ini, kasian," terdengar suara seorang pria ikut menemukan kondisi bocah tersebut.

Editorial Team