Dekranasda Latih Warga Binaan Kalianda Menyulam Tapis

- Pembinaan produktif dan berkelanjutan di Lapas Kalianda
- Instruktur dan peserta puji hasil karya dan semangat tinggi
- Pelatihan sulam tapis memberi bekal hidup usai bebas bagi warga binaan
Lampung Selatan, IDN Times - Pembinaan warga binaan kini tak lagi hanya soal kedisiplinan dan rutinitas. Di Lapas Kelas IIA Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, semangat untuk mengasah keterampilan dan kemandirian terus ditanamkan melalui program pelatihan konkret dan berkelanjutan. Salah satunya adalah Pelatihan Sulam Tapis Tahap ke-3 yang digelar oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lampung Selatan.
Kepala Lapas Kelas IIA Kalianda, Beni Nurrahman mengatakan, pelatihan tersebut merupakan bagian dari upaya pembinaan kemandirian agar para warga binaan memiliki bekal keterampilan sebelum kembali ke masyarakat.
"Kegiatan ini juga sekaligus memperkenalkan kembali kekayaan budaya lokal Lampung lewat tapis, salah satu warisan kain tradisional khas daerah," ujarnya, Kamis (17/7/2025).
1. Bentuk nyata pembinaan produktif dan berkelanjutan

Beni memberikan apresiasi atas sinergi dengan Dekranasda Lampung Selatan yang telah mendukung penuh pelatihan tapis bagi warga binaan. Ia menyebut kegiatan ini bukan sekadar pelatihan biasa, tapi menjadi bagian penting dari pembinaan berbasis keterampilan nyata.
“Terima kasih atas terselenggaranya pelatihan tapis tahap ke-3 yang didukung penuh oleh Dekranasda Lampung Selatan. Berkat kerja sama ini, kegiatan pembinaan di Lapas berjalan dengan baik,” ujar Beni.
Ia juga menjelaskan bahwa pelatihan tapis di Lapas Kalianda telah berlangsung sejak tahun 2023 dan rutin digelar satu kali dalam setahun. Pelatihan berlangsung selama enam hari, dengan tiga hari pertama untuk teori dan praktik bersama instruktur, sementara tiga hari selanjutnya warga binaan melanjutkan praktik secara mandiri namun tetap dalam pengawasan.
Beni menegaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata dari implementasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, yang menekankan pentingnya pembinaan produktif dan berkelanjutan di dalam lembaga pemasyarakatan.
“Kami ingin warga binaan memiliki keahlian saat kembali ke masyarakat, salah satunya keterampilan membuat tapis. Harapannya, mereka bisa mandiri dan membuka usaha,” jelasnya.
2. Instruktur dan peserta akui hasil karya meningkat dan semangat tinggi

Yulianti selaku instruktur sulam tapis dari Dekranasda Lampung Selatan turut memuji semangat dan hasil karya para peserta. Menurutnya, pelatihan ini tidak hanya menghasilkan produk, tapi juga menciptakan kepercayaan diri dan rasa bangga dalam diri warga binaan.
“Hasilnya bagus dan rapi. Sudah banyak yang bisa membuat tas, sandal, peci, baju, dan produk lainnya. Bahkan, 30 warga binaan sudah mahir dan kini membantu melatih teman-teman mereka,” kata Yulianti.
Menurutnya, pelatihan tapis ini menunjukkan bahwa warga binaan mampu mengembangkan potensi seni dan keterampilan jika difasilitasi dengan serius. Produk-produk kerajinan tersebut bahkan berpotensi untuk dijual ke pasar luar sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi kreatif lokal.
3. Jadi bekal hidup usai bebas, warga binaan merasa terbantu

Bagi para warga binaan, pelatihan sulam tapis menjadi kesempatan emas sangat berharga. Selain mengisi waktu dengan kegiatan positif, mereka juga merasa mendapatkan bekal penting untuk kehidupan setelah keluar dari Lapas.
“Terima kasih karena kami sudah difasilitasi. Ini bekal kami saat kembali ke masyarakat setelah bebas,” ujar salah satu warga binaan.